Translate

23 Nov 2014

Ibadah Pendalaman Alkitab. 21 November 2014. Pakaian dari Imam Besar dan Imam



Ibadah Pendalaman Alkitab.  21 November 2014
PAKAIAN DARI IMAM BESAR DAN IMAM (2)

Lanjutan

Jubah birunya Efod.
Kel 28:31-35 (artinya tidak lepas dari Efod)
31  Haruslah kaubuat gamis baju efod dari kain ungu tua seluruhnya.
32  Lehernya haruslah di tengah-tengahnya; lehernya itu harus mempunyai pinggir sekelilingnya, buatan tukang tenun, seperti leher baju zirah haruslah lehernya itu, supaya jangan koyak.
33  Pada ujung gamis itu haruslah kaubuat buah delima dari kain ungu tua, kain ungu muda dan kain kirmizi, pada sekeliling ujung gamis itu, dan di antaranya berselang-seling giring-giring emas,
34  sehingga satu giring-giring emas dan satu buah delima selalu berselang-seling, pada ujung gamis itu.
35  Haruslah gamis itu dipakai Harun, apabila ia menyelenggarakan kebaktian, dan bunyinya harus kedengaran, apabila ia masuk ke dalam tempat kudus di hadapan TUHAN dan apabila ia keluar pula, supaya ia jangan mati.

Biru = warna kebangkitan.
Jubah biru = kebangkitan Tuhan Yesus.
Jubah Efod = artinya kebangkitan itu tidak lepas dari kematian.
Jubah biru = kebangkitan.
Efod = kematian / proses salib.

Pada jubah biru bagian bawah itu digantungi buah-buah delima buatan, itu ada pada jahitan bagian bawah dari mantel itu juga digantungkan bel dari emas. (Kel 28:33)

Warna dari buah-buah delima = biru – ungu – merah.
Buah delima = gambar dari sidang jemaat yang menggantungkan hidupnya pada kebangkitan Kristus.
Bel = gambar dari Roh Kudus dengan suara bahasa lidah asing.

Jadi bel ini suatu tanda dari Imam Besar hadir, sedang buah delima itu jemaat yang dibangunkan dengan kuasa kebangkitan Kristus dan Roh Kudus dari atas.
Buah delima itu kalau kita pecah disana terdapat kelompok-kelompok dalam satu buah.

Ini adalah gereja Tuhan yang terbagi-bagi dalam tugas pekerjaan masing-masing, tapi mereka bergerak dalam kasih Allah.
Jemaat yang bergantung pada kuasa kebangkitan dan Roh Kudus, tapi pekerjaannya ada dalam kesatuan dan persekutuan.
Jadi pekerjaannya itu tidak dari kekuatan diri sendiri, tapi Allah yang bekerja disana.
Sebab pada prakteknya sidang jemaat itu tidak bersatu, tapi ada perpecahan.
Penyebab dari perpecahan itu karena ada iri hati, tinggi hati, kepentingan diri sendiri.
Ini yang menyebabkan perpecahan.

Untuk penyatuannya hanya Allah yang sanggup mengerjakannya.
Untuk manusia bisa mengerti dirinya itu hanya bisa dikerjakan oleh Roh Kudus.

Bel itu letaknya ada diantara buah delima, jumlahnya sama dengan buah delima, itu artinya jangan ada jemaat yang tidak disertai dengan Roh Kudus.
Sebab bel itu dijadikan suatu pertanda adanya suatu aktivitas, tanda dari jemaat itu hidup, aktivitas dari geraknya Roh Kudus.

Jadi geraknya jemaat itu harus ditandai dengan gerakan Roh Kudus, bukan gerakan sendiri.
Gerakan sendiri itu tidak ada artinya, walaupun bentuknya bagus seperti buah delima.

Jemaat itu harus ada gerakan Roh Kudus dalam suatu penyembahan, itu sekaligus sebagai tanda Tuhan hadir sebagai Imam Besar.

Kalau suara Roh Kudus itu benar dalam bahasa Roh, itu mengharukan, menggetarkan , mengangkat.
Orang yang berbahasa asing itu berbicara kepada Allah.                      

1 Kor 14: 2-3
2 Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, tidak berkata-kata kepada manusia, tetapi kepada Allah. Sebab tidak ada seorangpun yang mengerti bahasanya; oleh Roh ia mengucapkan hal-hal yang rahasia.
3  Tetapi siapa yang bernubuat, ia berkata-kata kepada manusia, ia membangun, menasihati dan menghibur.

Bahasa lidah asing palsu = menipu diri sendiri.
Nubuat palsu = menipu orang lain.
Penglihatan palsu = menipu orang lain.

1 Kor 14:32-33 Allah itu tertib.
Roh dari nabi-nabi / karunia nabi-nabi itu takluk pada nabinya (orang yang kepenuhan Roh itu)
Kalau yang dipenuhi menghendaki berhenti, harus berhenti demi tata tertib.
32 Karunia nabi takluk kepada nabi-nabi.
33  Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera.

Menyembah itu nikmat, sebab membawa jiwa itu terangkat seperti dupa yang mengisi Ruangan Suci dan Ruangan Mah

3.- Jubah berjala-jala:
Kel 28:39
39  Haruslah engkau menenun kemeja dengan ada raginya, dari lenan halus, dan membuat serban dari lenan halus dan haruslah kaubuat ikat pinggang dari tenunan yang berwarna-warna.

Engkau hendaknya membuat jubah yang penuh dengan lubang-lubang mata.
Ini adalah pakaian kemuliaan / kenaikan dari Tuhan Yesus.
Kalau Tuhan naik ke Sorga, Ia kirimkan Roh Kudus kepada murid-murid-Nya. Ini merupakan perhatian Tuhan.
Roh Kudus yang dikirimkan itu bagaikan pakaian untuk gereja-Nya : pakaian kebenaran dan kesucian.

Pakaian yang berlobang-lobang mata itu bagaikan Tuhan menaruh mata: Tuhan melihat bagaimana gereja Tuhan itu dipermuliakan.
Tuhan menaruh perhatian kepada gereja-Nya, sebagai bukti yaitu mengirimkan Roh Kudus-Nya.

Kalau Tuhan Yesus naik ke Sorga, jabatan Imam Besar itu tetap Ia disandang, maksudnya untuk mengimami gereja Tuhan dalam ibadahnya untuk mencapai kesempurnaan.

Ibr 7:17-25 (Imam Besar untuk selama-lamanya.  
17  Sebab tentang Dia diberi kesaksian: "Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya, menurut peraturan Melkisedek.")
18  Memang suatu hukum yang dikeluarkan dahulu dibatalkan, kalau hukum itu tidak mempunyai kekuatan dan karena itu tidak berguna,
19   —  sebab hukum Taurat sama sekali tidak membawa kesempurnaan  —  tetapi sekarang ditimbulkan pengharapan yang lebih baik, yang mendekatkan kita kepada Allah.
20  Dan sama seperti hal ini tidak terjadi tanpa sumpah  —  memang mereka telah menjadi imam tanpa sumpah,
21  tetapi Ia dengan sumpah, diucapkan oleh Dia yang berfirman kepada-Nya: "Tuhan telah bersumpah dan Ia tidak akan menyesal: Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya"  —
22  demikian pula Yesus adalah jaminan dari suatu perjanjian yang lebih kuat.
23  Dan dalam jumlah yang besar mereka telah menjadi imam, karena mereka dicegah oleh maut untuk tetap menjabat imam.
24  Tetapi, karena Ia tetap selama-lamanya, imamat-Nya tidak dapat beralih kepada orang lain.
25  Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka.

Ibr 5:4-6 (Tidak berambisi untuk jadi Imam Besar)
4  Dan tidak seorangpun yang mengambil kehormatan itu bagi dirinya sendiri, tetapi dipanggil untuk itu oleh Allah, seperti yang telah terjadi dengan Harun.
5  Demikian pula Kristus tidak memuliakan diri-Nya sendiri dengan menjadi Imam Besar, tetapi dimuliakan oleh Dia yang berfirman kepada-Nya: "Anak-Ku Engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini,"
6  sebagaimana firman-Nya dalam suatu nas lain: "Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya, menurut peraturan Melkisedek."

Injil Mat fasal 18 & 19 terkena pakaian Imam Besar.
Mat 19:1-15 itu yang terkena pakaian Imam Besar.
Mat 18:1-14 terkena Efod, pakaian sengsara.
Mat 18:15-35 terkena Jubah Biru.

Mat 19:1-12 Terkena Jubah bermata banyak.
Mat 19:13-15 Terkena Tampal Dada.

Mat 18:1-14  terbagi 3 bagian (pakaian Efod)
Mat 18:1-5 Pakaian salib = pakaian kerendahan hati.
Mat 18:6-10 Pakaian sengsara.
Mat 18:11-14 Pakaian keselamatan.

Ini cerita terkena Efod, laku hidup yang terkena salib.
Bagian yang terkena Jubah Biru = kebangkitan : Mat 18:15-35
Hal pengampunan.
7 x 70 = tidak terbatas.
 Bagian yang  terkena jubah berjala-jala = pakaian kemulyaan.
Mat 19:1-9 (nikah itu sendiri suci tanpa cacat)
Mat 19:10-12 (soal menahan diri)

Bagian yang terkena Tampal Dada:
Mat 19:13-15 Persoalan anak yang dibawa pada Tuhan itu  menjadi jantung hati-Nya Tuhan.

Mat 18:1-5 Pakaian kerendahan hati ini pakaian Efod.

Soal kerendahan hati dari anak itu tidak dibuat-buat tapi suatu yang polos.
Kita dirubah untuk bersifatkan anak-anak = rendah hati.
Ini langsung kena-mengena dengan jabatan
Orang yang menjabat itu harus rendah hati, bukan rendah hati yang dibuat-buat.
Kalau Tuhan mau angkat seorang hamba Tuhan yang bisa jadi berkat buat orang lain, itu adalah hamba Tuhan yang rendah hati.
Maka orang yang mau menerima hamba Tuhan yang rendah hati itu menerima berkat yang besar, yaitu sama seperti menerima Aku. Ayat 5.

Kalau seorang hamba Tuhan itu berpakaian Efod = rendah hati, itu sama dengan mewakili Tuhan.

Orang yang menyesatkan anak kecil itu akan mengalami kesukaran / sengsara.

Batu kisaran yang digantungkan = itu tanggungan yang memaksa seorang untuk melihat kebawah = tenggelam dilaut dunia ini.

Hati-hati dengan sikap seorang hamba Tuhan yang rendah hati itu jangan dipermainkan, sebab ia jadi jantung hatinya Tuhan.
Ayat 8-9. Jika tangan – kaki – mata itu menjadi sndungan bagimu, rela untuk dikorbankan = masuk dalam kematian; potong tangan kaki itu dari diri sendiri ada kerelaan, selalu bersedia melakukan apa yang jadi maunya Tuhan.

Tuhan Yesus memberkati.