Translate

25 Mei 2014

ibadah Raya. 25 Mei 2014. Mezbah Dupa (1)


Mezbah Dupa (1)
Ibadah Raya. 25 Mei 2014

Kel 30:1-10, 34-38.
1  "Haruslah kaubuat mezbah, tempat pembakaran ukupan; haruslah kaubuat itu dari kayu penaga;
2  sehasta panjangnya dan sehasta lebarnya, sehingga menjadi empat persegi, tetapi haruslah dua hasta tingginya; tanduk-tanduknya haruslah seiras dengan mezbah itu.
3  Haruslah kausalut itu dengan emas murni, bidang atasnya dan bidang-bidang sisinya sekelilingnya, serta tanduk-tanduknya. Haruslah kaubuat bingkai emas sekelilingnya.
4  Haruslah kaubuat dua gelang emas untuk mezbah itu di bawah bingkainya; pada kedua rusuknya haruslah kaubuat gelang itu, pada kedua bidang sisinya, dan haruslah gelang itu menjadi tempat memasukkan kayu pengusung, supaya dengan itu mezbah dapat diangkut.
5  Haruslah kaubuat kayu pengusung itu dari kayu penaga dan kausalutlah dengan emas.
6  Haruslah kautaruh tempat pembakaran itu di depan tabir penutup tabut hukum, di depan tutup pendamaian yang di atas loh hukum, di mana Aku akan bertemu dengan engkau.
7  Di atasnya haruslah Harun membakar ukupan dari wangi-wangian; tiap-tiap pagi, apabila ia membersihkan lampu-lampu, haruslah ia membakarnya.
8  Juga apabila Harun memasang lampu-lampu itu pada waktu senja, haruslah ia membakarnya sebagai ukupan yang tetap di hadapan TUHAN di antara kamu turun-temurun.
9  Di atas mezbah itu janganlah kamu persembahkan ukupan yang lain ataupun korban bakaran ataupun korban sajian, juga korban curahan janganlah kamu curahkan di atasnya.
10  Sekali setahun haruslah Harun mengadakan pendamaian di atas tanduk-tanduknya; dengan darah korban penghapus dosa pembawa pendamaian haruslah ia sekali setahun mengadakan pendamaian bagi mezbah itu di antara kamu turun-temurun; itulah barang maha kudus bagi TUHAN."

34  Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Ambillah wangi-wangian, yakni getah damar, kulit lokan dan getah rasamala, wangi-wangian itu serta kemenyan yang tulen, masing-masing sama banyaknya.
35  Semuanya ini haruslah kaubuat menjadi ukupan, suatu campuran rempah-rempah, seperti buatan seorang tukang campur rempah-rempah, digarami, murni, kudus.
36  Sebagian dari ukupan itu haruslah kaugiling sampai halus, dan sedikit dari padanya kauletakkanlah di hadapan tabut hukum di dalam Kemah Pertemuan, di mana Aku akan bertemu dengan engkau; haruslah itu maha kudus bagimu.
37  Dan tentang ukupan yang harus kaubuat menurut campuran yang seperti itu juga janganlah kamu buat bagi kamu sendiri; itulah bagian untuk TUHAN, yang kudus bagimu.
38  Orang yang akan membuat minyak yang semacam itu dengan maksud untuk menghirup baunya, haruslah dilenyapkan dari antara bangsanya."

Kel 37:25-29
25  Dibuatnyalah mezbah pembakaran ukupan itu dari kayu penaga, sehasta panjangnya dan sehasta lebarnya, empat persegi, tetapi dua hasta tingginya; tanduk-tanduknya seiras dengan mezbah itu.
26  Disalutnyalah itu dengan emas murni, bidang atasnya dan bidang-bidang sisinya sekelilingnya, serta tanduk-tanduknya. Dibuatnyalah bingkai emas sekelilingnya.
27  Dibuatnyalah dua gelang emas untuk mezbah itu di bawah bingkainya, pada kedua rusuknya, pada kedua bidang sisinya, sebagai tempat memasukkan kayu pengusung, supaya dengan itu mezbah dapat diangkut.
28  Dan dibuatnyalah kayu pengusung itu dari kayu penaga dan disalutnya dengan emas.
29  Dan dibuatnyalah minyak urapan yang kudus itu dan ukupan murni dari wangi-wangian, seperti buatan seorang tukang campur rempah-rempah.

Mezbah : artinya tempat penyembelihan; mestinya bukan itu maksudnya, tapi altar dupa / mezbah bakaran ukupan.
Benda yang bernama altar dupa / MD ini ada di Ruangan Suci.

Altar dari bahasa Yunani dari istilah Altare = Alta dan Ara: artinya tungku tempat pembakaran yang tinggi.
Alat ini adalah alat yang terakhir dari Ruangan Suci. Memang ada alat lain seperti Pintu Tirai yang membatasi Ruangan Suci dan Ruangan Maha Suci. Tapi tempat pembakaran dupa (TPD) ini berada pada paling dalam dari Ruangan Suci.

TPD = penyembahan, puncaknya dari ibadahnya gereja. Sebab tanpa penyembahan gereja itu berstatus sangat kekurangan, dan ini merupakan kekurangan yang penting.
Seperti tubuh kalau tidak ada rongga dada, maka dalamnya kosong, tidak bisa bernafas.

TPD ini adalah nafasnya dari kehidupan Kristen, kalau nafasnya tidak tetap berarti kurang sehat. Apalagi tidak sembahyang, berarti mati rohaninya.

Kehidupan kita berhasil sepanjang hari apabila diawali dengan sembahyang dan doa pagi
Mat 6:33
Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.

Di kitab Wahyu disebutkan bahwa sembahyang kita nantinya diukur
Wahyu 11:1-2
1  Kemudian diberikanlah kepadaku sebatang buluh, seperti tongkat pengukur rupanya, dengan kata-kata yang berikut: "Bangunlah dan ukurlah Bait Suci Allah dan mezbah dan mereka yang beribadah di dalamnya.
 2  Tetapi kecualikan pelataran Bait Suci yang di sebelah luar, janganlah engkau mengukurnya, karena ia telah diberikan kepada bangsa-bangsa lain dan mereka akan menginjak-injak Kota Suci empat puluh dua bulan lamanya."

Kalau kita mulai dari fisiknya benda ini, sampai pada puncaknya yaitu secara spiritual, kita harus menyediakan diri untuk menampung semuanya.
TPD ini dekat sekali dengan tirai. Sedangkan tirai itu adalah gambar dari daging. Jika kita gagal dalam penyembahan, ini berarti kita akan gagal dalam menembusi tirai.
Ayat  1 : Altar ini dibuat dari kayu penaga dan disalut dengan emas.
Ayat  2 :
Ukurannya : Tinggi 2 hasta. Panjang 1 hasta. Lebar 1 hasta.
Ayat  3 : Altar dengan 4 tanduk disalut dengan emas dan sekelilingnya ada bingkai mahkotanya.
Ayat   4 :  Ditaruh bingkai (gelang) emas 4 buah pada sisinya, masing-masing sisi = 2+2 buah, untuk memikul altar itu.
Ayat    5 : Pikulan itu dibuat dari kayu penaga dan disalut dengan emas.
Ayat    6 : Tempat dari altar itu tepat dimukanya pintu tirai, dan juga tepat didepan Peti Perjanjian, hanya dipisahkan dengan tirai saja.
Ayat 7-8 : Harun menjadi Imam Besar dan tugasnya membakar dupa itu setiap pagi kalau ia sedang menyalakan lampu dari PM dan juga pada petang hari. Jadi apinya itu selama sehari terjadinya pembakaran dupa itu.
Ayat   9   : Yang dilarang dipersembahkan diatas altar itu adalah  pedupaan asing, korban-korban makanan dan korban minuman.
Dupa asing karena ramuannya lain.
Korban bakaran =  korban daging.
Ayat  10  :  Setiap tahun sekali Imam Besar Harun mengadakan perdamaian dengan darah yang diambil dari darah binatang untuk penghapus dosa.

Pengertian rohaninya:
Altare = tungku tinggi.
Dari namanya saja sudah kira-kira diketahui dari bentuk dan tujuan dari altare itu.

Tempat tinggi dinyalakan dupa.
Api itu = semangat membara, artinya sembahyang itu tidak boleh kendor.
Kalau kita pimpin doa, jangan nadanya menurun. Tapi harus dengan nada yang kuat. Sebab itu perlu sekali untuk mendorong jemaat dalam memulai ibadahnya.

Kita harus dengan sungguh-sungguh dalam melaksanakan ibadah, sebab Allah itu adalah Allah yang sungguh-sungguh. Itu semua akan disemangatkan oleh api Roh Kudus.
Sebagai pimpinan harus bisa membangkitkan semangat. Kalau sendiri tidak ada semangatnya Roh Kudus, maka sembahyang itu merupakan dipaksakan oleh rasa emosi / hawa nafsu.

Dalam bahasa Ibrani, mezbah artinya bukan untuk altare, tapi mezbah itu artinya tempat penyembelihan.
Itu sebabnya pada altar itu dilarang untuk dipersembahkan persembahan korban bakaran dsb.
Kel 30:9.
9 Di atas mezbah itu janganlah kamu persembahkan ukupan yang lain ataupun korban bakaran ataupun korban sajian, juga korban curahan janganlah kamu curahkan di atasnya.

Jadi ada 4 yang dilarang dipersembahkan pada TPD.
1.- dupa asing.
2.- korban bakaran.
3.- korban makanan.
4.- korban minuman.
Kita harus bisa membedakan antara Mezbah Korban Bakaran (MKB) dengan MD/TPD.

Sembahyang MKB : sembahyang yang berkisar untuk kepentingan diri sendiri.

Sembahyang MD / TPD : memberi hidup kepada Tuhan / mengagungkan Tuhan.
Jadi TPD artinya sembahyang.

TPD ini adalah tempat tinggi dimana memungkinkan perjumpaan manusia dengan pribadi Tuhan  sendiri.

Persembahan yang diganggu oleh angin: Ini persembahan Kain yang menyebabkan persembahan itu tidak diterima oleh Tuhan, karena dasarnya salah, karena tidak ada pencurahan darah.
Kej 4:3-8
3  Setelah beberapa waktu lamanya, maka Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu kepada TUHAN sebagai korban persembahan;
4  Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya; maka TUHAN mengindahkan Habel dan korban persembahannya itu,
5  tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan-Nya. Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram.
6  Firman TUHAN kepada Kain: "Mengapa hatimu panas dan mukamu muram?
7  Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya."
8 Kata Kain kepada Habel, adiknya: "Marilah kita pergi ke padang." Ketika mereka ada di padang, tiba-tiba Kain memukul Habel, adiknya itu, lalu membunuh dia.

Ay 7,bila kita menolak firman maka bahayanya adalah dosa sudah mengintip di depan pintu hati, berarti memberi kesempatan pada iblis.

Ibadah yang gagal adalah karena suka membenci.    
1 Yoh 3:15
 Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia. Dan kamu tahu, bahwa tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya.
    
 Jangan mempertahankan kebencian. Dengan membenci berarti mematikan perasaan terhadap orang tersebut.

Jadi, sembahyang merupakan sistim dari Tuhan untuk manusia ini boleh menjumpai Tuhan. Terjadi kenikmatan yang luar biasa kalau terjadi hubungan antara kita dengan Tuhan lewat sembahyang.

Sembahyang itu sendiri adalah tempat dimana kita boleh berhubungan dengan Tuhan.
Ini merupakan cara kita untuk menjumpakan diri dengan Allah, dan ini perlu dialami oleh sidang jemaat.
Kalau jemaat tidak mengalami ini, maka sadar ataupun tidak sadar kehidupannya akan semakin jauh dari Allah.

Allah yang menentukan perjumpaan lewat TPD ini.
Begitu pentingnya sembahyang ini, sebab kalau tidak sembahyang, kehidupan itu menjadi kering.
Peribadi manusia ditandai dengan keberatan diri sendiri. Kalau secara umum perjumpaan itu ditunjukkan lewat TPD ini, lebih-lebih itu untuk pribadi seorang hamba Tuhan, dimana dirinya dipertemukan dengan Tuhan lewat sembahyang.

Sembahyang pribadi itu harus dilaksanakan selain sembahyang secara umum.
Jangan lewatkan 24 jam itu dengan tanpa ada perjumpaan dengan Tuhan.
Jangan tunggu kalau sudah terkena pencobaan baru cari Tuhan.
Sebab kalau kita sembahyang untuk mohon pertolongan, nilai doanya itu sudah merosot berada pada Mezbah Korban Bakaran (MKB).

Jadi ada doa pribadi yang harus dilaksanakan tiap-tiap hari. Kalau doa pribadi tidak dilaksanakan, maka doa bersama itu bagaikan nunut.

Membakar dupa:
Suatu sembahyang yang menjulang tinggi sampai pada Tuhan.
Dari diri sendiri tidak bisa, tapi asap sembahyang itu yang mencapai hadirat Tuhan.

Elizabeth istri Zakharia dalam usia yang tua, ia berada pada pedupaan. Walaupun dia sudah tua dia beroleh seorang anak.
Ini merupakan contoh dari sembahyang yang sungguh-sungguh.
Luk 1:10-13
10  Sementara itu seluruh umat berkumpul di luar dan sembahyang. Waktu itu adalah waktu pembakaran ukupan.
11  Maka tampaklah kepada Zakharia seorang malaikat Tuhan berdiri di sebelah kanan mezbah pembakaran ukupan.
12  Melihat hal itu ia terkejut dan menjadi takut.
13  Tetapi malaikat itu berkata kepadanya: "Jangan takut, hai Zakharia, sebab doamu telah dikabulkan dan Elisabet, isterimu, akan melahirkan seorang anak laki-laki bagimu dan haruslah engkau menamai dia Yohanes.

Waktu itu terjadi waktu sembahyang ukupan.
Sembahyang yang dilaksanakan Zakharia ini adalah sembahyang pribadi. Sedang yang diluar itu merupakan sembahyang yang dilaksanakan secara umum. Langsung dikabulkan oleh Tuhan.

Maz 141:2      
Biarlah doaku adalah bagi-Mu seperti persembahan ukupan, dan tanganku yang terangkat seperti persembahan korban pada waktu petang.

Persembahan dupa bagi-Mu / dihadapan-Mu : artinya sembahyang yang sampai pada Allah

Tuhan Yesus memberkati