Translate

23 Sep 2018

Ibadah Raya 23 September 2018. Debora dan Barak



Ibadah Raya 23 September 2018.
Debora dan Barak

Hak 4:1-24
4:1 Setelah Ehud mati, orang Israel melakukan pula apa yang jahat di mata TUHAN.
4:2 Lalu TUHAN menyerahkan mereka ke dalam tangan Yabin, raja Kanaan, yang memerintah di Hazor. Panglima tentaranya ialah Sisera yang diam di Haroset-Hagoyim.
4:3 Lalu orang Israel berseru kepada TUHAN, sebab Sisera mempunyai sembilan ratus kereta besi dan dua puluh tahun lamanya ia menindas orang Israel dengan keras.
4:4 Pada waktu itu Debora, seorang nabiah, isteri Lapidot, memerintah sebagai hakim atas orang Israel.
4:5 Ia biasa duduk di bawah pohon korma Debora antara Rama dan Betel di pegunungan Efraim, dan orang Israel menghadap dia untuk berhakim kepadanya.
4:6 Ia menyuruh memanggil Barak bin Abinoam dari Kedesh di daerah Naftali, lalu berkata kepadanya: "Bukankah TUHAN, Allah Israel, memerintahkan demikian: Majulah, bergeraklah menuju gunung Tabor dengan membawa sepuluh ribu orang bani Naftali dan bani Zebulon bersama-sama dengan engkau,
4:7 dan Aku akan menggerakkan Sisera, panglima tentara Yabin, dengan kereta-keretanya dan pasukan-pasukannya menuju engkau ke sungai Kison dan Aku akan menyerahkan dia ke dalam tanganmu."
4:8 Jawab Barak kepada Debora: "Jika engkau turut maju aku pun maju, tetapi jika engkau tidak turut maju aku pun tidak maju."
4:9 Kata Debora: "Baik, aku turut! Hanya, engkau tidak akan mendapat kehormatan dalam perjalanan yang engkau lakukan ini, sebab TUHAN akan menyerahkan Sisera ke dalam tangan seorang perempuan." Lalu Debora bangun berdiri dan pergi bersama-sama dengan Barak ke Kedesh.
4:10 Barak mengerahkan suku Zebulon dan suku Naftali ke Kedesh, maka sepuluh ribu orang maju mengikuti dia; juga Debora maju bersama-sama dengan dia.
4:11 Adapun Heber, orang Keni itu, telah memisahkan diri dari suku Keni, dari anak-anak Hobab ipar Musa, dan telah berpindah-pindah memasang kemahnya sampai ke pohon tarbantin di Zaanaim yang dekat Kedesh.
4:12 Setelah dikabarkan kepada Sisera, bahwa Barak bin Abinoam telah maju ke gunung Tabor,
4:13 dikerahkannyalah segala keretanya, sembilan ratus kereta besi, dan seluruh rakyat yang bersama-sama dengan dia, dari Haroset-Hagoyim ke sungai Kison.
4:14 Lalu berkatalah Debora kepada Barak: "Bersiaplah, sebab inilah harinya TUHAN menyerahkan Sisera ke dalam tanganmu. Bukankah TUHAN telah maju di depan engkau?" Lalu turunlah Barak dari gunung Tabor dan sepuluh ribu orang mengikuti dia,
4:15 dan TUHAN mengacaukan Sisera serta segala keretanya dan seluruh tentaranya oleh mata pedang di depan Barak, sehingga Sisera turun dari keretanya dan melarikan diri dengan berjalan kaki.
4:16 Lalu Barak mengejar kereta-kereta dan tentara itu sampai ke Haroset-Hagoyim, dan seluruh tentara Sisera tewas oleh mata pedang; tidak ada seorang pun yang tinggal hidup.
4:17 Tetapi Sisera dengan berjalan kaki melarikan diri ke kemah Yael, isteri Heber, orang Keni itu, sebab ada perhubungan baik antara Yabin, raja Hazor, dengan keluarga Heber, orang Keni itu.
4:18 Yael itu pun keluar mendapatkan Sisera, dan berkata kepadanya: "Singgahlah, tuanku, silakan masuk. Jangan takut." Lalu singgahlah ia ke dalam kemah perempuan itu dan perempuan itu menutupi dia dengan selimut.
4:19 Kemudian berkatalah ia kepada perempuan itu: "Berilah kiranya aku minum air sedikit, aku haus." Lalu perempuan itu membuka kirbat susu, diberinyalah dia minum dan diselimutinya pula.
4:20 Lagi katanya kepada perempuan itu: "Berdirilah di depan pintu kemah dan apabila ada orang datang dan bertanya kepadamu: Ada orang di sini?, maka jawablah: Tidak ada."
4:21 Tetapi Yael, isteri Heber, mengambil patok kemah, diambilnya pula palu, mendekatinya diam-diam, lalu dilantaknyalah patok itu masuk ke dalam pelipisnya sampai tembus ke tanah -- sebab ia telah tidur nyenyak karena lelahnya -- maka matilah orang itu.
4:22 Pada waktu itu muncullah Barak yang mengejar Sisera. Keluarlah Yael mendapatkan dia dan berkata kepadanya: "Mari, aku akan menunjukkan kepadamu orang yang kaucari itu." Lalu masuklah Barak ke dalam dan tampaklah Sisera mati tergeletak dengan patok dalam pelipisnya.
4:23 Demikianlah Allah pada hari itu menundukkan Yabin, raja Kanaan, di depan orang Israel.
4:24 Dan kekuasaan orang Israel kian keras menekan Yabin, raja Kanaan, sampai mereka melenyapkan Yabin, raja Kanaan itu.

Dalam daftar saksi-saksi iman di surat Ibrani 11:32 nama Barak dimasukan sebagai saksi iman.
11:32 Dan apakah lagi yang harus aku sebut? Sebab aku akan kekurangan waktu, apabila aku hendak menceriterakan tentang Gideon, Barak, Simson, Yefta, Daud dan Samuel dan para nabi,

Barak ini menjadi pahlawan perang pada saat bangsa Israel dibawah kekuasaan raja Kanaan yang bernama Yasbin.
Bicara tentang Barak, tidak bisa lepas dengan seorang perempuan yang bernama Debora, sebab Debora inilah yang mendorong Barak untuk maju berperang. Ayat 6-7

Hak 4:6 Ia menyuruh memanggil Barak bin Abinoam dari Kedesh di daerah Naftali, lalu berkata kepadanya: "Bukankah TUHAN, Allah Israel, memerintahkan demikian: Majulah, bergeraklah menuju gunung Tabor dengan membawa sepuluh ribu orang bani Naftali dan bani Zebulon bersama-sama dengan engkau,
4:7 dan Aku akan menggerakkan Sisera, panglima tentara Yabin, dengan kereta-keretanya dan pasukan-pasukannya menuju engkau ke sungai Kison dan Aku akan menyerahkan dia ke dalam tanganmu."

Debora mengingatkan Barak bahwa Tuhan pernah berfirman agar bangsa Israel maju berperang melawan pasukan tentara Kanaan yang dipimpin oleh Sisera sebagai panglima perangnya.
Namun Barak ini nampaknya masih ragu, itu sebabnya dalam ayat 8 ia minta agar Debora ikut serta dalam peperangan itu.

Debora menjawab : “Baik aku akan turut! Hanya engkau tak akan mendapat kehormatan dalam perjalanan yang engkau lakukan ini, sebab Tuhan menyerahkan Sisera kedalam tangan seorang perempuan.” Ayat 9

Seorang pahlawan perang itu akan memperoleh kehormatan apabila dapat membunuh panglima dari musuhnya.
Dalam peperangan itu Barak memang berhasil membunuh tentara Sisera sampai habis, namun Sisera sendiri lepas dari tangannya Barak, dan yang berhasil membunuhnya adalah seorang wanita yang bernama Yael istri Heber.

Ayat 14-16
4:14 Lalu berkatalah Debora kepada Barak: "Bersiaplah, sebab inilah harinya TUHAN menyerahkan Sisera ke dalam tanganmu. Bukankah TUHAN telah maju di depan engkau?" Lalu turunlah Barak dari gunung Tabor dan sepuluh ribu orang mengikuti dia,
4:15 dan TUHAN mengacaukan Sisera serta segala keretanya dan seluruh tentaranya oleh mata pedang di depan Barak, sehingga Sisera turun dari keretanya dan melarikan diri dengan berjalan kaki.
4:16 Lalu Barak mengejar kereta-kereta dan tentara itu sampai ke Haroset-Hagoyim, dan seluruh tentara Sisera tewas oleh mata pedang; tidak ada seorang pun yang tinggal hidup.

Kemenangan Barak ini terasa belum sempurna, sebab ia tidak berhasil membunuh panglima perang raja Kanaan yang bernama Sisera.
Apa yang dialami Barak ini tidak lepas dari kata-kata nubuatan yang disampaikan oleh nabiah Debora, yang berkata: “Engkau tidak mendapat kehormatan dalam perjalanan yang engkau lakukan ini.”

Seorang pria itu ditaruh sebagai kepala oleh Tuhan, dan wanita itu sebagai tubuhnya. Jika Barak ini ditaruh sebagai seorang pemimpin, itu berarti sebagai kepala, namun tidak mempunyai pendirian yang tetap.

Barak berkata: “Jika engkau turut maju, akupun maju, tetapi jika engkau tidak turut maju, akupun tidak maju.”

Ini berarti Barak tidak mempunyai pendirian, ia bergantung pada Debora.
Yang memutuskan bukan dia tapi Debora. Dan ini merupakan suatu kesalahan yang fatal, yang berakibat kemudian ia kehilangan kehormatan dalam perang, dimana ia tidak dapat membunuh panglima Sisera.

Sebenarnya FA itu sudah begitu jelas, dan tidak perlu lagi ditanggapi dengan hati bimbang/ragu.
Kalau hati kita bimbang terhadap apa yang difirmankan Tuhan, kita tidak akan melihat mujizat dari Tuhan.
Bukankah Allah telah berfirman akan menyerahkan musuh-musuhnya ketangan Barak. Ayat 6,7

Kedalam tanganmu kuserahkan musuh-musuhmu.
Terhadap janji Allah jangan kita bimbang.
Contoh seorang yang tidak ragu terhadap janji Tuhan itulah Abraham.

Rm 4:18-21
4:18 Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu."
4:19 Imannya tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui, bahwa tubuhnya sudah sangat lemah, karena usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup.
4:20 Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah,
4:21 dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan.
Abraham tidak bimbang terhadap janji Allah, walaupun umurnya sudah mencapai 100 tahun dan tubuhnya sudah lemah, dan Sarahpun rahimnya sudah ditutup.     Kalau Abraham tidak bimbang terhadap janji Allah, maka ia memperoleh semua yang dijanjikan Allah kepadanya.

Lain halnya dengan Barak. Barak meragukan janji Allah, maka ia tidak mencapai kemenangan secara penuh.
Sekarang bagaimana dengan kita?
Kehormatan Barak diambil oleh seorang perempuan yang bernama Yael istri Heber.

Hak 4:17-22
4:17 Tetapi Sisera dengan berjalan kaki melarikan diri ke kemah Yael, isteri Heber, orang Keni itu, sebab ada perhubungan baik antara Yabin, raja Hazor, dengan keluarga Heber, orang Keni itu.
4:18 Yael itu pun keluar mendapatkan Sisera, dan berkata kepadanya: "Singgahlah, tuanku, silakan masuk. Jangan takut." Lalu singgahlah ia ke dalam kemah perempuan itu dan perempuan itu menutupi dia dengan selimut.
4:19 Kemudian berkatalah ia kepada perempuan itu: "Berilah kiranya aku minum air sedikit, aku haus." Lalu perempuan itu membuka kirbat susu, diberinyalah dia minum dan diselimutinya pula.
4:20 Lagi katanya kepada perempuan itu: "Berdirilah di depan pintu kemah dan apabila ada orang datang dan bertanya kepadamu: Ada orang di sini?, maka jawablah: Tidak ada."
4:21 Tetapi Yael, isteri Heber, mengambil patok kemah, diambilnya pula palu, mendekatinya diam-diam, lalu dilantaknyalah patok itu masuk ke dalam pelipisnya sampai tembus ke tanah -- sebab ia telah tidur nyenyak karena lelahnya -- maka matilah orang itu.
4:22 Pada waktu itu muncullah Barak yang mengejar Sisera. Keluarlah Yael mendapatkan dia dan berkata kepadanya: "Mari, aku akan menunjukkan kepadamu orang yang kaucari itu." Lalu masuklah Barak ke dalam dan tampaklah Sisera mati tergeletak dengan patok dalam pelipisnya.

Hak 5:24-27
5:24 Diberkatilah Yael, isteri Heber, orang Keni itu, melebihi perempuan-perempuan lain, diberkatilah ia, melebihi perempuan-perempuan yang di dalam kemah.
5:25 Air diminta orang itu, tetapi susu diberikannya; dalam cawan yang indah disuguhkannya dadih.
5:26 Tangannya diulurkannya mengambil patok, tangan kanannya mengambil tukul tukang, ditukulnya Sisera, dihancurkannya kepalanya, diremukkan dan ditembusnya pelipisnya.
5:27 Dekat kakinya orang itu rebah, tewas tergeletak, dekat kakinya orang itu rebah dan tewas, di tempat ia rebah, di sanalah orang itu tewas, digagahi.

Siapakah suami istri ini (Heber dan Yael) ?
Dalam Hak 4:11 disebutkan bahwa Heber ini orang Keni. Sedangkan orang Keni ini adalah keturunan Hobab. Hobab adalah ipar Musa, berarti Hobab ini adalah anak Jetero / Rehuel ayah dari Zipora istri Musa.

Hak 1:16
1:16 Keturunan Hobab, ipar Musa, orang Keni itu, maju bersama-sama dengan bani Yehuda dari Kota Pohon Korma ke padang gurun Yehuda di Tanah Negeb dekat Arad; lalu mereka menetap di antara penduduk di sana.
Kel 2:18 Ketika mereka sampai kepada Rehuel, ayah mereka, berkatalah ia: "Mengapa selekas itu kamu pulang hari ini?"

Kel 4:18
4:18 Lalu Musa kembali kepada mertuanya Yitro serta berkata kepadanya: "Izinkanlah kiranya aku kembali kepada saudara-saudaraku, yang ada di Mesir, untuk melihat apakah mereka masih hidup." Yitro berkata kepada Musa: "Pergilah dengan selamat."

Jadi orang Keni ini adalah orang Median.
Kalau dilihat dari asal usulnya, Heber beserta istrinya ini adalah berasal dari suatu bangsa yang bermusuhan dengan umat Allah, sebab bangsa Median ini pernah menguasai bangsa Israel selama 7 tahun.

Hak 6:1
6:1 Tetapi orang Israel melakukan apa yang jahat di mata TUHAN; sebab itu TUHAN menyerahkan mereka ke dalam tangan orang Midian, tujuh tahun lamanya,

Kalau bangsa Median bermusuhan dengan Allah, itu berarti Heber & Yael ini juga musuhnya Allah. Tapidalam kitab Hak 4:11 dikatakan:
4:11 Adapun Heber, orang Keni itu, telah memisahkan diri dari suku Keni, dari anak-anak Hobab ipar Musa, dan telah berpindah-pindah memasang kemahnya sampai ke pohon tarbantin di Zaanaim yang dekat Kedesh.

Pendirian suami istri yang mau memisahkan diri dari bangsanya yang hendak dibinasakan oleh Allah, ini yang membuat Yael kemudian beroleh kehormatan untuk dapat mebunuh panglima perang Sisera, yang sebelumnya sudah diincar oleh Barak, dikejar dan lari ke perkemahan Yael ini.

Kehormatan yang diterima Yael ini tidak lepas dari sikapnya yang tegas untuk memisahkan diri dari bangsanya.
Memisahkan diri ini berarti tidak bersahabat, sebab jika masih bersahabat berarti menjadi musuhnya Allah.

Yak 4:4
4:4 Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah.

Ada ayat yang mengatakan : “Pisahkanlah drimu dari mereka (pergaulan dengan orang kafir) maka Allah akan menerimamu.

2 Kor 6:17
6:17 Sebab itu:  Keluarlah kamu dari antara mereka,  dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan,  dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu.

Tindakan suami istri ini adalah tindakan yang tepat, tindakan yang memisahkan diri, agar nanti jangan turut ditimpa malapetaka yang akan menimpa penduduk dunia ini.

Why 18:4-5
18:4 Lalu aku mendengar suara lain dari sorga berkata: "Pergilah kamu, hai umat-Ku, pergilah dari padanya supaya kamu jangan mengambil bagian dalam dosa-dosanya, dan supaya kamu jangan turut ditimpa malapetaka-malapetakanya.
18:5 Sebab dosa-dosanya telah bertimbun-timbun sampai ke langit, dan Allah telah mengingat segala kejahatannya.

Dosa Babel sudah bertimbun-timbun sampai ke langit.
Jadi tindakan Heber & Yael untuk memisahkan diri dari bangsa Keni, ini mengajar kita untuk berpisah dengan dosa yang sekarang merajalela yang menguasai kehidupan manusia diakhir zaman ini.
Kehidupan kita dahulu memang menjadi musuh Allah, namun lewat kematian Yesus dikayu salib, kita sudah diperdamaikan olehNya.

Bukan hanya diperdamaikan, tapi kita juga dikuduskan agar nanti tidak terdapat cacat dan cela dihadapanNya.
Kesimpulan dari kisah Barak ini adalah: Jangan kita meragukan apa yang sudah dijanjikan Tuhan kepada kita.
Ingat kita dipanggil untuk menjadi pemenang.

Rm 8:37
8:37 Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.

Tuhan Yesus memberkati.