Translate

30 Agu 2015

Ibadah Pendalaman Alkitab. 28 Agustus 2015. Maleakhi Pasal 1



Ibadah Pendalaman Alkitab
28 Agustus 2015

Mal 1:1 Ucapan ilahi:
Ucapan ilahi ini semestinya beban firman Tuhan kepada Israel.

Kitab Maleakhi ini suatu beban Firman-Nya, dan kalau kita mau menerimanya, akan kita alami perhentian.

Dengan mengikuti study kitab Maleakhi ini sama halnya kita akan menerima satu beban / tanggungan. Kita akan rasakan bebannya atas kehidupan kita, dan kita harus merelakan untuk menerima bebannya Tuhan.

Kalau kita menolak bebannya Tuhan, maka manusia kita ini tidak bisa lepas dari beban. Kalau kita menyerahkan beban kita kepada Tuhan, maka Tuhan letakkan beban yang lain atas kita, suatu beban yag enak, yang ringan, yaitu beban firman Allah yang menyucikan.

Karena kita ini banyak kekurangan, maka kita akan banyak terkena tegoran-tegoran lewat Firman Allah. Kalau Firman Allah itu tidak merupakan beban atau kita tidak merasakan dalam kehidupan kita, atau kita tidak sempat mengalami keubahan / tidak sempat mengalami penyucian.

PENYUCIAN YANG PERTAMA:
Mal 1:2-5
1:2 "Aku mengasihi kamu," firman TUHAN. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah Engkau mengasihi kami?" "Bukankah Esau itu kakak Yakub?" demikianlah firman TUHAN. "Namun Aku mengasihi Yakub,
1:3 tetapi membenci Esau. Sebab itu Aku membuat pegunungannya menjadi sunyi sepi dan tanah pusakanya Kujadikan padang gurun."
1:4 Apabila Edom berkata: "Kami telah hancur, tetapi kami akan membangun kembali reruntuhan itu," maka beginilah firman TUHAN semesta alam: "Mereka boleh membangun, tetapi Aku akan merobohkannya; dan orang akan menyebutkannya daerah kefasikan dan bangsa yang kepadanya TUHAN murka sampai selama-lamanya."
1:5 Matamu akan melihat dan kamu sendiri akan berkata: "TUHAN maha besar sampai di luar daerah Israel."

Peneguran Tuhan atas Israel yaitu persoalan KASIH:
Tuhan menggugat persoalan kasih kepada Israel, sebab Tuhan pernah memberikan kasih-Nya kepada Israel.

Kalau Tuhan memberikan sesuatu kepada manusia, itu bukan yang jelek tetapi sesuatu yang baik. “AKU TELAH MENGASIHI KAMU”

 Jangan kita jadi kaget kalau Tuhan itu mengadakan pembalasan kepada siapapun.
Kalau kita menjadi anak Tuhan, kita pasti pernah menerima pemberian Tuhan, terutama kasih-Nya.

Israel bertanya: “Dengan cara bagaimanakah Engkau mengasihi kami?”
Kalau kita melihat disini Esau itu dihukum, sebab Esau itu sudah menyangkal pemberian Tuhan.

Kalau kita bisa menjadi anak Tuhan, maka kita bisa menerima apa saja yang kita butuhkan, sampai pada kasihnya Tuhan beri.
Rm 8:31-32
8:31 Sebab itu apakah yang akan kita katakan tentang semuanya itu? Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?
8:32 Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?

Kalau kita sudah menerima sesuatu dari Allah, jangan sampai kita mempermainkan / menghinakan kemurahan Allah. Sebab betapa hebat yang diterima oleh Esau merupakan hukuman Allah. Dan ini merupakan bukti bahwa Allah itu pembalas bagi barang siapa yang mempermainkan-Nya.

Ibr 12:15-17
12:15 Jagalah supaya jangan ada seorang pun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang.
12:16 Janganlah ada orang yang menjadi cabul atau yang mempunyai nafsu yang rendah seperti Esau, yang menjual hak kesulungannya untuk sepiring makanan.
12:17 Sebab kamu tahu, bahwa kemudian, ketika ia hendak menerima berkat itu, ia ditolak, sebab ia tidak beroleh kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya, sekalipun ia mencarinya dengan mencucurkan air mata.

Istilah menjauhkan diri itu semestinya menghinakan. Jangan ada orang meremehkan / menghinakan kasih kemurahan Allah.
Ayat 17 : Esau ditolak oleh Allah sebab Esau lebih dahulu menghinakan kemurahan Allah.
Sekalipun ia mencari dengan cucuran air mata.

Tidak heran kalau zaman akhir ini banyak orang mencucurkan air mata / menangis tidak juga mendapatkan jalan keluarnya.

Tapi kita mengerti jalannya agar tidak seperti mereka, yaitu dengan menghargai kemurahan Allah. Sebab nanti jika Tuhan mencurahkan berkat-Nya, kita juga mengalami berkat-berkat-Nya.

Pembalasan atas diri Esau ini cukup menyadarkan kita. Kalau Alkitab mengatakan kepada Esau: bahwa Esau untuk selama-lamanya tidak mengalami kemurahan Allah, maka berati Esau akan terhilang sampai selama-lamanya.

Kemurahan Allah tidak untuk dipermainkan, sebab Tuhan akan mengadakan pembalasan.
Gal 6:7-8
6:7 Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya.
6:8 Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu.

Rm 2:4-11
2:4 Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan?
2:5 Tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak mau bertobat, engkau menimbun murka atas dirimu sendiri pada hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan.
2:6 Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya,
2:7 yaitu hidup kekal kepada mereka yang dengan tekun berbuat baik, mencari kemuliaan, kehormatan dan ketidakbinasaan,
2:8 tetapi murka dan geram kepada mereka yang mencari kepentingan sendiri, yang tidak taat kepada kebenaran, melainkan taat kepada kelaliman.
2:9 Penderitaan dan kesesakan akan menimpa setiap orang yang hidup yang berbuat jahat, pertama-tama orang Yahudi dan juga orang Yunani,
2:10 tetapi kemuliaan, kehormatan dan damai sejahtera akan diperoleh semua orang yang berbuat baik, pertama-tama orang Yahudi, dan juga orang Yunani.
2:11 Sebab Allah tidak memandang bulu.
“AKU TELAH MENGASIHI KAMU”

Bagian ini bicara soal kasih.
Tema kasih itu harus dinomer satukan. Jangan kita kritis terhadap kasih sebab itu berarti kita mengabaikannya.
Jangan mengharapkan kasih dari manusia!

Kalau kita bicara soal kasih, jangan kita pandang manusia, sebab kasih itu hanya bisa kita terima dari ALLAH.
Jangan kita menuntut orang lain mengasihi kita, sedangkan diri kita tidak bisa mengasihi orang itu.

Sumbernya kasih itu datangnya dari Allah. Dan tema kasih inilah yang dinomer satukan dalam kitab Maleakhi.
Tuhan tuntut agar kita kembali pada kasih mula-mula, sekalipun semuanya sudah baik, sebab kasih ini yang terutama.

Kasih itu ada hubungannya dengan makan buah pohon Alhayat. Dan pohon Alhayat itu kena-mengena dengan kehidupan nikah, sebab yang dilarang makan buah Alhayat ini adalah nikah yang sudah jatuh.
Kamu sudah tinggalkan kasih mula-mula!

Why 2:4
2:4 Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula.

Why 2:7 Makan  Pohon Kehidupan.
2:7 Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, dia akan Kuberi makan dari pohon kehidupan yang ada di Taman Firdaus Allah."

Kasih itu ada hubungannya dengan Pohon Alhayat.
Kalau kita meninjau kembali sejarahnya buah Pohon Alhayat, ini kena mengena dengan kehidupan nikahnya Adam dan Hawa yang sudah jatuh dan terusir keluar dari Taman Eden.

Kalau mereka menang, baru mereka boleh makan buah pohon Alhayat itu.
Kej 3:21-24
3:21 Dan TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka.
3:22 Berfirmanlah TUHAN Allah: "Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita, tahu tentang yang baik dan yang jahat; maka sekarang jangan sampai ia mengulurkan tangannya dan mengambil pula dari buah pohon kehidupan itu dan memakannya, sehingga ia hidup untuk selama-lamanya."
3:23 Lalu TUHAN Allah mengusir dia dari taman Eden supaya ia mengusahakan tanah dari mana ia diambil.
3:24 Ia menghalau manusia itu dan di sebelah timur taman Eden ditempatkan-Nyalah beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan.

Kulit binatang sebagai pengganti dari pakaian yang dari pohon ara.
Diusir dari Taman Firdaus agar mereka boleh berusaha terlebih dahulu.
Persoalan kasih ini ada hubungannya dengan persoalan nikah.

Ini bukan kasih yang biasa tapi kasih yang besar, kasih yang untuk kepentingan hubungan nikah.
Mengapa pembalasan Allah atas Esau ini begitu besar.
Sebab kasih ini adalah kasihnya Allah terhadap Israel yang dinyatakan seperti kasihnya seorang pria terhadap istri pada masa mudanya.

Seorang suami bisa marah besar terhadap istrinya sebab istri itu sudah menyangkali kasih itu.
Pemberian kasih dari pada Allah itu jangan dipermainkan tapi kita harus tinggikan setinggi-tingginya. Jangan main-main dalam ibadah kita.

Yer 31:2-4
31:2 Beginilah firman TUHAN: Ia mendapat kasih karunia di padang gurun, yaitu bangsa yang terluput dari pedang itu! Israel berjalan mencari istirahat bagi dirinya!
31:3 Dari jauh TUHAN menampakkan diri kepadanya: Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu.
31:4 Aku akan membangun engkau kembali, sehingga engkau dibangun, hai anak dara Israel! Engkau akan menghiasi dirimu kembali dengan rebana dan akan tampil dalam tari-tarian orang yang bersukaria.

Sisa Israel : Sisa dari pada pedang; Ini menunjuk pada kehidupan kita.
Ayat 3 : AKU mengasihi engkau dengan kasih yang kekal.

Kasih Tuhan untuk zaman akhir kepada bangsa yang tersisa yaitu kehidupan kita. Kasihnya Tuhan adalah kasihnya seorang pria kepada istrinya.
Aku akan membangun engkau kembali, sehingga engkau dibangun, hai anak dara Israel! Kita perhatikan saat-saat Tuhan membangun tubuh-Nya.                                                                        
 Kita menghargai usaha pembangunan Tuhan dengan kabar mempelai ini.
Kalau kita bisa menyerahkan diri kita kepada mempelai laki-laki kita, sebab yang punya mempelai perempuan adalah mempelai laki-laki.

Yoh 3:29
3:29 Yang empunya mempelai perempuan, ialah mempelai laki-laki; tetapi sahabat mempelai laki-laki, yang berdiri dekat dia dan yang mendengarkannya, sangat bersukacita mendengar suara mempelai laki-laki itu. Itulah sukacitaku, dan sekarang sukacitaku itu penuh.

Dalam hubungan pengantin ini ada kesukaan yang besar.
Biarlah kita perhatikan waktu-waktu ini, sebab waktu ini seharga dengan usaha Tuhan  untuk membangun gereja-Nya menjadi mempelai perempuan-Nya.

Kalau kita mengerti masa sekarang ini adalah waktunya Allah memberi kasih-Nya, maka dunia ini tidak ada artinya apa-apa.
Allah mau menyatakan kasih-Nya walaupun kita orang yang paling berdosa, namun Tuhan cari kita, apapun keadaan kita.

Yes 54:4-8
54:4 Janganlah takut, sebab engkau tidak akan mendapat malu, dan janganlah merasa malu, sebab engkau tidak akan tersipu-sipu. Sebab engkau akan melupakan malu keremajaanmu, dan tidak akan mengingat lagi aib kejandaanmu.
54:5 Sebab yang menjadi suamimu ialah Dia yang menjadikan engkau, TUHAN semesta alam nama-Nya; yang menjadi Penebusmu ialah Yang Mahakudus, Allah Israel, Ia disebut Allah seluruh bumi.
54:6 Sebab seperti isteri yang ditinggalkan dan yang bersusah hati TUHAN memanggil engkau kembali; masakan isteri dari masa muda akan tetap ditolak? firman Allahmu.
54:7 Hanya sesaat lamanya Aku meninggalkan engkau, tetapi karena kasih sayang yang besar Aku mengambil engkau kembali.
54:8 Dalam murka yang meluap Aku telah menyembunyikan wajah-Ku terhadap engkau sesaat lamanya, tetapi dalam kasih setia abadi Aku telah mengasihani engkau, firman TUHAN, Penebusmu.
Dan engkau tidak akan mengingat aib kejandaanmu!

Tuhan itu mengasihi semuanya.
Coba kita pikirkan masa-masa lalu kita banyak menyakitkan hati Tuhan, mungkin dengan sikap kita, dengan kata-kata kita, mungkin juga dengan tidak setia kita kepada Tuhan, sekalipun Tuhan telah banyak memberi firman-Nya kepada kita, kita tidak setia, kita banyak kali kita mencari kesenangan diluar, seperti seorang istri mencari kesenangannya sendiri, yaitu dengan mencari kesenangan daging, tetapi Firman Allah kita abaikan.

Tetapi kasih Allah itu tetap! Kasih-Nya itu penuh dengan kerinduan, seperti seorang laki-laki mengasihi istri pada masa mudanya.
DIA tidak ingat lagi semua pelanggaran kita, mungkin baru saja kita melakukan itu, sebab kasih-Nya itu begitu mendalam.

Jangan kita mempermainkan kasih Allah, sebab dipermainkan maka Allah membalas kepada Esau.
Jangan hati kita tawar terhadap perjamuan suci sebab sering pakai, itu sama halnya dengan kita sudah menghinakan penganten laki-laki.

Biar kita memegang perjamuan suci dengan merasa arus kasih-Nya yang besar, maka kehidupan ini akan sungguh-sungguh diangkat oleh Tuhan.
Tuhan Yesus memberkati kita semua.