Translate

26 Agu 2018

Ibadah Pendalaman Alkitab 24 Agustus 2018. JANGAN BALAS KEJAHATAN DENGAN KEJAHATAN


Ibadah Pendalaman Alkitab 24 Agustus 2018.
JANGAN BALAS KEJAHATAN DENGAN KEJAHATAN

1 Tes 5:15

5:15 Perhatikanlah, supaya jangan ada orang yang membalas jahat dengan jahat, tetapi usahakanlah senantiasa yang baik, terhadap kamu masing-masing dan terhadap semua orang.

Jangan balas jahat dengan jahat.
Ajaran FA tidak mengajar jahat dibalas dengan jahat, tapi kejahatan dibalas dengan kebaikan.
Seperti yang dialami oleh Daud: Daud tahu bahwa ia dibenci oleh Raja Saul, bahkan Saul ingin membunuhnya, namun Daud tidak membalas kejahatan Saul dengan kejahatan, sekalipun ia mendapat kesempatan untuk itu, Daud membalas dengan kebaikan hatinya.

1 Sam 24 dan fasl 26.
Hal ini dimulai dari rasa iri hati yang ada pada Saul.

1 Sam 18:6-29
18:6 Tetapi pada waktu mereka pulang, ketika Daud kembali sesudah mengalahkan orang Filistin itu, keluarlah orang-orang perempuan dari segala kota Israel menyongsong raja Saul sambil menyanyi dan menari-nari dengan memukul rebana, dengan bersukaria dan dengan membunyikan gerincing;
18:7 dan perempuan yang menari-nari itu menyanyi berbalas-balasan, katanya: "Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa."
18:8 Lalu bangkitlah amarah Saul dengan sangat; dan perkataan itu menyebalkan hatinya, sebab pikirnya: "Kepada Daud diperhitungkan mereka berlaksa-laksa, tetapi kepadaku diperhitungkannya beribu-ribu; akhir-akhirnya jabatan raja itu pun jatuh kepadanya."
18:9 Sejak hari itu maka Saul selalu mendengki Daud.
18:10 Keesokan harinya roh jahat yang dari pada Allah itu berkuasa atas Saul, sehingga ia kerasukan di tengah-tengah rumah, sedang Daud main kecapi seperti sehari-hari. Adapun Saul ada tombak di tangannya.
18:11 Saul melemparkan tombak itu, karena pikirnya: "Baiklah aku menancapkan Daud ke dinding." Tetapi Daud mengelakkannya sampai dua kali.
18:12 Saul menjadi takut kepada Daud, karena TUHAN menyertai Daud, sedang dari pada Saul Ia telah undur.
18:13 Sebab itu Saul menjauhkan Daud dari dekatnya dan mengangkat dia menjadi kepala pasukan seribu, sehingga ia berada di depan dalam segala gerakan tentara.
18:14 Daud berhasil di segala perjalanannya, sebab TUHAN menyertai dia.
18:15 Ketika dilihat Saul, bahwa Daud sangat berhasil, makin takutlah ia kepadanya;
18:16 tetapi seluruh orang Israel dan orang Yehuda mengasihi Daud, karena ia memimpin segala gerakan mereka.
18:17 Berkatalah Saul kepada Daud: "Ini dia anakku perempuan yang tertua, Merab; dia akan kuberikan kepadamu menjadi isterimu, hanya jadilah bagiku seorang yang gagah perkasa dan lakukanlah perang TUHAN." Sebab pikir Saul: "Janganlah tanganku memukul dia, tetapi biarlah ia dipukul oleh tangan orang Filistin."
18:18 Tetapi Daud berkata kepada Saul: "Siapakah aku dan siapakah sanak saudaraku, kaum ayahku, di antara orang Israel, sehingga aku menjadi menantu raja?"
18:19 Tetapi ketika tiba waktunya untuk memberikan Merab, anak Saul itu, kepada Daud, maka anak perempuan itu diberikan kepada Adriel, orang Mehola, menjadi isterinya.
18:20 Tetapi Mikhal, anak perempuan Saul, jatuh cinta kepada Daud; ketika hal itu diberitahukan kepada Saul, maka ia pun menyetujuinya;
18:21 sebab pikir Saul: "Baiklah Mikhal kuberikan kepadanya; biarlah ia menjadi jerat bagi Daud, dan biarlah tangan orang Filistin memukul dia!" Lalu berkatalah Saul kepada Daud untuk kedua kalinya: "Pada hari ini engkau boleh menjadi menantuku."
18:22 Lagi Saul memerintahkan kepada para pegawainya: "Katakanlah kepada Daud dengan diam-diam, demikian: Sesungguhnya, raja suka kepadamu dan para pegawainya mengasihi engkau; maka sebab itu, jadilah engkau menantu raja."
18:23 Lalu para pegawai Saul menyampaikan perkataan itu kepada Daud, tetapi Daud menjawab: "Perkara ringankah pada pemandanganmu menjadi menantu raja? Bukankah aku seorang yang miskin dan rendah?"
18:24 Para pegawai Saul memberitahukan kepada raja, katanya: "Demikianlah jawab yang diberi Daud."
18:25 Kemudian berkatalah Saul: "Beginilah kamu katakan kepada Daud: Raja tidak menghendaki mas kawin selain dari seratus kulit khatan orang Filistin sebagai pembalasan kepada musuh raja." Saul bermaksud untuk menjatuhkan Daud dengan perantaraan orang Filistin.
18:26 Ketika para pegawainya memberitahukan perkataan itu kepada Daud, maka setujulah Daud menjadi menantu raja. Waktunya belum genap,
18:27 tetapi Daud sudah bersiap, ia pergi dengan orang-orangnya dan menewaskan dari orang Filistin itu dua ratus orang serta membawa kulit khatan mereka; dan dalam jumlah yang genap diberikan merekalah semuanya itu kepada raja, supaya Daud menjadi menantu raja. Kemudian Saul memberikan Mikhal, anaknya, kepadanya menjadi isterinya.
18:28 Lalu mengertilah Saul dan tahulah ia, bahwa TUHAN menyertai Daud, dan bahwa seluruh orang Israel mengasihi Daud.
18:29 Maka makin takutlah Saul kepada Daud. Saul tetap menjadi musuh Daud seumur hidupnya.

Mengapa Daud tidak mau membunuh Saul?
Sebab Daud tahu bahwa Saul adalah seorang yang pernah diurapi oleh Tuhan.

1 Sam 24:7
24:7 lalu berkatalah ia kepada orang-orangnya: "Dijauhkan TUHANlah kiranya dari padaku untuk melakukan hal yang demikian kepada tuanku, kepada orang yang diurapi TUHAN, yakni menjamah dia, sebab dialah orang yang diurapi TUHAN."

1 Sam 26:9-11
26:9 Tetapi kata Daud kepada Abisai: "Jangan musnahkan dia, sebab siapakah yang dapat menjamah orang yang diurapi TUHAN, dan bebas dari hukuman?"
26:10 Lagi kata Daud: "Demi TUHAN yang hidup, niscaya TUHAN akan membunuh dia: entah karena sampai ajalnya dan ia mati, entah karena ia pergi berperang dan hilang lenyap di sana.
26:11 Kiranya TUHAN menjauhkan dari padaku untuk menjamah orang yang diurapi TUHAN. Ambillah sekarang tombak yang ada di sebelah kepalanya dan kendi itu, dan marilah kita pergi."

Dalam ayat 10 Daud berkata: niscaya Tuhan akan membunuh dia entah Karena sampai ajalnya dan mati, entah karena ia apergi berperang dan hilang lenyap disana.

Pembalasan itu bukan hak kita, tapi haknya Tuhan, Tuhan yang akan menuntut balas. Roma 12:19
12:19 Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan.

Ibn 10:30 Sebab kita mengenal Dia yang berkata: "Pembalasan adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan." Dan lagi: "Tuhan akan menghakimi umat-Nya."

Itu sebabnya rasul Paulus menulis dalam suratannya: Jangan membalas kejahatan dengan kejahatan, tetapi uasahakanlah yang baik.

Kemudian ayat selanjutnya mengatakan: Bersukacitalah senantiasa 1 Tes 5:16
Bersukacita dalam keberkatan itu mudah, sebab memang kita sedang diberkati, tapi kalau bersukacita saat menderita, ini tidak mudah.
Kembali kita akan melihat sebuah contoh: Rasul Paulus yang menulis surat ini bukan sekedar berkata-kata saja, tapi ia mengalami apa yang dikatakannya.

Kis 16:23-26 Dipenjara Pilipi.
16:23 Setelah mereka berkali-kali didera, mereka dilemparkan ke dalam penjara. Kepala penjara diperintahkan untuk menjaga mereka dengan sungguh-sungguh.
16:24 Sesuai dengan perintah itu, kepala penjara memasukkan mereka ke ruang penjara yang paling tengah dan membelenggu kaki mereka dalam pasungan yang kuat.
16:25 Tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka.
16:26 Akan tetapi terjadilah gempa bumi yang hebat, sehingga sendi-sendi penjara itu goyah; dan seketika itu juga terbukalah semua pintu dan terlepaslah belenggu mereka semua.

Saat belenggu membelenggu kakinya, saat tubuhnya didera dan saat tembok penjara mengelilinginya, rasul Paul bersukacita dan memuji nama Tuhan. Dan apa yang terjadi kemudian? Penjara terbuka, belenggu dipatahkan.
Kuasa puji-pujian sanggup merobohkan tembok-tembok penjara yang memenjarakan kita. Tembok Yerikho yang tebalpun rubuh oleh kuasa puji-pujian/sorakan.

Yos 6:20
6:20 Lalu bersoraklah bangsa itu, sedang sangkakala ditiup; segera sesudah bangsa itu mendengar bunyi sangkakala, bersoraklah mereka dengan sorak yang nyaring. Maka runtuhlah tembok itu, lalu mereka memanjat masuk ke dalam kota, masing-masing langsung ke depan, dan merebut kota itu.

Jangan kita kecilkan kuasa puji-pujian.
Jika rasul Paul punya pengalaman dipenjara Pilipi, maka ia menulis surat kepada jemaat di Pilipi, agar mereka bersukacita senantiasa didalam Tuhan.

Pil 3:1a
3:1a Akhirnya, saudara-saudaraku, bersukacitalah dalam Tuhan.
Pil 4:4

4:4 Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!
Mengapa kita disuruh bersukacita?
Karena sukacita dalam Tuhan itu sumber kuatku.

Neh 8:11
8:11 Lalu berkatalah ia kepada mereka: "Pergilah kamu, makanlah sedap-sedapan dan minumlah minuman manis dan kirimlah sebagian kepada mereka yang tidak sedia apa-apa, karena hari ini adalah kudus bagi Tuhan kita! Jangan kamu bersusah hati, sebab sukacita karena TUHAN itulah perlindunganmu!"

Ini pengalaman lain yang dialami oleh Nehemia: Tatkala iamembangun tembok Yerusalem ia menghadapi banyak tantangan dari musuh, tapi yang menjadi sumber kekuatannya adalah dari Tuhan.
Jadi rasul Paulus tidak sekedar menulis, tapi ia mengalami dan melihat apa yang ada dalam sukacita itu, yaitu kekuatan yang dari Allah.

Tetaplah berdoa: 1 Tes 5:17
Doa adalah sesuatu yang tetap kita lakukan. Seringkali kita tidak setia terhadap jam-jam doa kita, kita melakukannya semata-mata kalau kita perlu pertolongan Tuhan saja. Pada hal doa itu begitu penting dalam kehidupan seorang anak Tuhan. Doa merupakan alat komunikasi dengan Tuhan. Lewat doa kita bercakap-cakap dengan Tuhan.
Jika kita berkata mengenal Dia dengan baik, harus kita buktikan dengan seringnya kita berkomunikasi lewat doa.
Hubungan Yesus dengan BapaNya di Surga begitu intim, itu bisa kita lihat bagaimana Ia selalu berdoa.

Mat 14:23
14:23 Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia sendirian di situ.

Luk 6:12
6:12 Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah.

Luk 9:28-29
9:28 Kira-kira delapan hari sesudah segala pengajaran itu, Yesus membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus, lalu naik ke atas gunung untuk berdoa.
9:29 Ketika Ia sedang berdoa, rupa wajah-Nya berubah dan pakaian-Nya menjadi putih berkilau-kilauan.
Luk 18:1
18:1 Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu.

Luk 22:40
22:40 Setelah tiba di tempat itu Ia berkata kepada mereka: "Berdoalah supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan."

Kapan kita harus berdoa?
Berdoa setiap waktu didalam Roh.

Ef 6:18
6:18 dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus,

Siang malam berdoa dengan sungguh-sungguh.

1 Tes 3:10
3:10 Siang malam kami berdoa sungguh-sungguh, supaya kita bertemu muka dengan muka dan menambahkan apa yang masih kurang pada imanmu.

Mengapa kita harus berdoa? Supaya jangan jatuh kedalam pencobaan.

Luk 22:40
22:40 Setelah tiba di tempat itu Ia berkata kepada mereka: "Berdoalah supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan."

Doa merupakan salah satu perlengkapan dari senjata Allah.
Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah didalam Kristus Yesus bagi kamu.

1 Tes 5:18
5:18 Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.

Dalam segala hal, ini menunjuk keadaan. Keadaannya itu baik atau tidak baik, kita diajak untuk selalu mengucap syukur.
Kita mau mempelajari ucapan Ayub tatkala menghadapi pencobaan.

Ayub berkata: Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk.

Ayub 2:10.
2:10 Tetapi jawab Ayub kepadanya: "Engkau berbicara seperti perempuan gila! Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?" Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya.

Banyak orang bisa mengucap syukur pada saat menerima yang baik, tapi pada saat yang tidak baik bagaimana?
Rasul Paulus mengatakan: Mengucap syukurlah dalam segala hal.
Ayub hartanya habis, tubuhnya penuh borok, tapi ia bisa mengucap syukur kepada Allah. Mengapa? Sebab Ayub tahu rahasianya mengucap syukur.

Ayub 1:21
1:21 katanya: "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!"

Hal yang sama juga dialami oleh Daud ketika kehilangan anaknya.
2 Sam 12:18-23
12:18 Pada hari yang ketujuh matilah anak itu. Dan pegawai-pegawai Daud takut memberitahukan kepadanya, bahwa anak itu sudah mati. Sebab mereka berkata: "Ketika anak itu masih hidup, kita telah berbicara kepadanya, tetapi ia tidak menghiraukan perkataan kita. Bagaimana kita dapat mengatakan kepadanya: anak itu sudah mati? Jangan-jangan ia mencelakakan diri!"
12:19 Ketika Daud melihat, bahwa pegawai-pegawainya berbisik-bisik, mengertilah ia, bahwa anak itu sudah mati. Lalu Daud bertanya kepada pegawai-pegawainya: "Sudah matikah anak itu?" Jawab mereka: "Sudah."
12:20 Lalu Daud bangun dari lantai, ia mandi dan berurap dan bertukar pakaian; ia masuk ke dalam rumah TUHAN dan sujud menyembah. Sesudah itu pulanglah ia ke rumahnya, dan atas permintaannya dihidangkan kepadanya roti, lalu ia makan.
12:21 Berkatalah pegawai-pegawainya kepadanya: "Apakah artinya hal yang kauperbuat ini? Oleh karena anak yang masih hidup itu, engkau berpuasa dan menangis, tetapi sesudah anak itu mati, engkau bangun dan makan!"
12:22 Jawabnya: "Selagi anak itu hidup, aku berpuasa dan menangis, karena pikirku: siapa tahu TUHAN mengasihani aku, sehingga anak itu tetap hidup.
12:23 Tetapi sekarang ia sudah mati, mengapa aku harus berpuasa? Dapatkah aku mengembalikannya lagi? Aku yang akan pergi kepadanya, tetapi ia tidak akan kembali kepadaku."

Baik Daud maupun Ayub adalah orang-orang yang matang rohaninya, mereka dapat menerima keadaan apapun. Sebab peristiwa yang dialami mereka itu tidak lepas dari rencana Tuhan.

Jangan padamkan Roh! 1 Tes 5:19.
Istilah padam ini dikaitkan dengan dengan api Roh Kudus.
Roh Kudus digambarkan seperti api. Tujuan dari api itu ialah untuk menghangatkan.
Rohani kita ini perlu selalu dihangatkan oleh api Roh Kudus, sehingga kita terhindar dari kesuaman rohani, seperti yang dialami oleh jemaat di Laodekia.

Why 3:14-19
3:14 "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Laodikia: Inilah firman dari Amin, Saksi yang setia dan benar, permulaan dari ciptaan Allah:
3:15 Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas!
3:16 Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.
3:17 Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang,
3:18 maka Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan; dan lagi minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat melihat.
3:19 Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!

Suam-suam kuku = panas tidak, dinginpun tidak.
Apa yang membuat kondisi seperti ini? Jawabnya : Berkat!
Hati-hati dengan berkat lahiriah. Kalau tidak diimbangi dengan berkat rohaniah maka rohani seorang itu bisa mati.

Janganlah padamkan Roh!
Pekerjaan Roh Kudus adalah membakar hati kita agar tetap menyala-nyala dan kita pakai untuk melayani Tuhan.

Rm 12:11
12:11 Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.

Melayani Tuhan tanpa Roh Kudus pelayanannya akan suam, sebab yang dapat menghangatkan suasana ibadah itu adalah Roh Kudus.
Itu sebabnya rasul Paulus peringatkan kepada Timotius untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu.

2 Tim 1:6-7
1:6 Karena itulah kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu oleh penumpangan tanganku atasmu.
1:7 Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban.

Tuhan memberkati.