Translate

24 Okt 2017

Ibadah Raya 22 Oktober 2017. ESTER


Ibadah Raya 22 Oktober 2017.

ESTER :
Bicara soal perlindungan khusus dari Tuhan:
Kid 4:12
4:12 Dinda, pengantinku, kebun tertutup engkau, kebun tertutup dan mata air termeterai.
Ayub 1:10
1:10 Bukankah Engkau yang membuat pagar sekeliling dia dan rumahnya serta segala yang dimilikinya? Apa yang dikerjakannya telah Kauberkati dan apa yang dimilikinya makin bertambah di negeri itu.

Kitab Ester diawali dengan suatu pesta yang diselenggarakan oleh raja Ahasyweros.
Ahasyweros ini adalah putra Darius 1 yang hidup sekitar tahun 480- SM (460 – 400 SM). Penyelenggaraan pesta itu luar biasa, dan yang menarik, pesta itu diselenggarakan bagi para pembesar dan pegawainya, tentara Persia dan Media, kaum bangsawan dan pembesar daerah.

Dalam pesta itu raja memamerkan kekayaan kemulyaan kerajaannya dan keindahan kebesarannya yang bersemarak. Itu terjadi berhari-hari lamanya sampai 180 hari.

Ini suatu pesta yang luarbiasa. Est 1:3-4
1:3 pada tahun yang ketiga dalam pemerintahannya, diadakanlah oleh baginda perjamuan bagi semua pembesar dan pegawainya; tentara Persia dan Media, kaum bangsawan dan pembesar daerah hadir di hadapan baginda.
1:4 Di samping itu baginda memamerkan kekayaan kemuliaan kerajaannya dan keindahan kebesarannya yang bersemarak, berhari-hari lamanya, sampai seratus delapan puluh hari.

Tidak sampai disitu saja, raja mengadakan pesta yang kedua selama 7 hari.
Ayat 5:
1:5 Setelah genap hari-hari itu, maka raja mengadakan perjamuan lagi tujuh hari lamanya bagi seluruh rakyatnya yang terdapat di dalam benteng Susan, dari pada orang besar sampai kepada orang kecil, bertempat di pelataran yang ada di taman istana kerajaan.

Dan yang diundang kali ini adalah kalangan bawah, seluruh rakyatnya yang ada didalam benteng kota Susan (=ibu kota). Pesta ini teruntuk bagi orang besar dan orang kecil. Tempatnya ada dipelataran di taman istana kerajaan. Jadi pesta ini diperuntukan bagi seluruh lapisan masyarakat, dari yang paling atas sampai dengan yang paling bawah.

Pestanya raja Ahasyiweros ini adalah pesta yang luar biasa: 180+7 hari=187 hari = kurang lebih 6 bulan = ½ tahun. Waktu ½ tahun hanya untuk pesta.

Kebesaran kerajaan Ahasyiweros serta besarnya pesta yang diselenggarakan waktu itu menggambarkan kebesaran Tuhan.

Kalau pada puncak acara pesta (Hari terakhir dari pesta 7 hari) dikatakan bahwa raja Ahasyiweros riang gembira hatinya karena minum anggur, maka raja memerintahkan kepada 7 sida-sida agar menampilkan permaisuri yaitu sang ratu Wasti dengan memakai mahkota kerajaan, untuk memperlihatkan kecantikannya.

Est 1:10-12
1:10 Pada hari yang ketujuh, ketika raja riang gembira hatinya karena minum anggur, bertitahlah baginda kepada Mehuman, Bizta, Harbona, Bigta, Abagta, Zetar dan Karkas, yakni ketujuh sida-sida yang bertugas di hadapan raja Ahasyweros,
1:11 supaya mereka membawa Wasti, sang ratu, dengan memakai mahkota kerajaan, menghadap raja untuk memperlihatkan kecantikannya kepada sekalian rakyat dan pembesar-pembesar, karena sang ratu sangat elok rupanya.
1:12 Tetapi ratu Wasti menolak untuk menghadap menurut titah raja yang disampaikan oleh sida-sida itu, sehingga sangat geramlah raja dan berapi-apilah murkanya.

Ratu Wasti menolak untuk ditampilkan:
Penolakan ini menyebabkan raja Ahasyiweros menjadi gusar. “Sangat geramlahlah raja dan berapi-apilah murkanya.”

Sejauh manakah kesalahan Wasti sehingga raja menjadi murka sedemikian rupa.
Pertama : Wasti tidak menghargai / menghormati Raja Ahasyiweros sebagai suaminya, dan raja yang besar.

Est 1:16-18
1:16 Maka sembah Memukan di hadapan raja dan para pembesar itu: "Wasti, sang ratu, bukan bersalah kepada raja saja, melainkan juga kepada semua pembesar dan segala bangsa yang di dalam segala daerah raja Ahasyweros.
1:17 Karena kelakuan sang ratu itu akan merata kepada semua perempuan, sehingga mereka tidak menghiraukan suaminya, apabila diceritakan orang: Raja Ahasyweros menitahkan, supaya Wasti, sang ratu, dibawa menghadap kepadanya, tetapi ia tidak mau datang.
1:18 Pada hari ini juga isteri para pembesar raja di Persia dan Media yang mendengar tentang kelakuan sang ratu akan berbicara tentang hal itu kepada suaminya, sehingga berlarut-larutlah penghinaan dan kegusaran.

Kedua : Wasti tidak menghargai pesta yang diselenggarakan raja Ahasyiweros, suatu pesta yang besar yang tentunya menelan biaya yang besar.

Pesta apakah yang dimaksud?
Pesta 7 hari ini menunjuk pada pesta Pondok Daun yang juga dikenal pesta Tabernakel, itu diselenggarakan selama 7 hari.

Im 23:33-34
23:33 TUHAN berfirman kepada Musa:
23:34 "Katakanlah kepada orang Israel, begini: Pada hari yang kelima belas bulan yang ketujuh itu ada hari raya Pondok Daun bagi TUHAN tujuh hari lamanya.

Pada zamannya Tuhan Yesus diceritakan ada pesta Pondok Daun, dan Yesus hadir dalam pesta itu. Pada hari terakhir yaitu hari ke 7 di puncak acara, Yesus berdiri dan berseru: Yoh 7:37-39
7:37 Dan pada hari terakhir, yaitu pada puncak perayaan itu, Yesus berdiri dan berseru: "Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum!
7:38 Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup."
7:39 Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum dimuliakan.

Pada puncak acara itu raja Ahasyiweros minum anggur dan hatinya gembira.
Band: Est 1:10
1:10 Pada hari yang ketujuh, ketika raja riang gembira hatinya karena minum anggur, bertitahlah baginda kepada Mehuman, Bizta, Harbona, Bigta, Abagta, Zetar dan Karkas, yakni ketujuh sida-sida yang bertugas di hadapan raja Ahasyweros,

Anggur adalah gambarnya Roh Kudus.
Ini juga terjadi pada hari ke 7 = berarti dipuncak acara itu raja Ahasyiweros ingin menampilkan ratu Wasti.

Kalau hari raya Pondok Daun / Tabernakel itu menunjuk pada hari Pesta Kawin Anak Domba. Why 19:6-9
19:6 Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
19:7 Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.
19:8 Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" [Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.]
19:9 Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."

Dikatakan disitu pengantennya telah siap sedia.
Wasti ini gambar dari penganten yang belum siap sedia untuk ditampilkan. Menolak untuk ditampilkan.

Kehidupan yang belum siap /menolak untuk ditampilkan ini sama dengan menghina suami. Est 1:18
1:18 Pada hari ini juga isteri para pembesar raja di Persia dan Media yang mendengar tentang kelakuan sang ratu akan berbicara tentang hal itu kepada suaminya, sehingga berlarut-larutlah penghinaan dan kegusaran.

Wasti kehilangan mahkotanya justru pada saat dipuncak acara pesta.
Posisi gereja Tuhan sekarang ini adalah mendekati pesta kawin Anak Domba, dan tiap anggota gereja harus tahu apa yang musti dikerjakan saat ini. Yaitu mempersiapkan diri untuk bisa tampil dihadapan mempelai laki-laki Surga tanpa cacat dan cela sedikitpun, tapi mempelai perempuan Tuhan itu kudus dan tidak bercela = sempurna. 

Ef 5:26-27
5:26 untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman,
5:27 supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.

Maksud raja Ahasyiweros menampilkan permaisuri Wasti dalam puncak acara pesta hari ke 7 itu adalah untuk memperlihatkan kecantikan permaisuri Wasti kepada seluruh rakyat dan para pembesar kerajaan, karena ratu Wasti ini sangat elok parasnya. Ini menjadi kebanggaan sendiri bagi mempelai pria untuk menunjukkan mempelai wanitanya, betapa eloknya dia.

Kid 4:1-7
4:1 Lihatlah, cantik engkau, manisku, sungguh cantik engkau! Bagaikan merpati matamu di balik telekungmu. Rambutmu bagaikan kawanan kambing yang bergelombang turun dari pegunungan Gilead.
4:2 Gigimu bagaikan kawanan domba yang baru saja dicukur, yang keluar dari tempat pembasuhan, yang beranak kembar semuanya, yang tak beranak tak ada.
4:3 Bagaikan seutas pita kirmizi bibirmu, dan elok mulutmu. Bagaikan belahan buah delima pelipismu di balik telekungmu.
4:4 Lehermu seperti menara Daud, dibangun untuk menyimpan senjata. Seribu perisai tergantung padanya dan gada para pahlawan semuanya.
4:5 Seperti dua anak rusa buah dadamu, seperti anak kembar kijang yang tengah makan rumput di tengah-tengah bunga bakung.
4:6 Sebelum angin senja berembus dan bayang-bayang menghilang, aku ingin pergi ke gunung mur dan ke bukit kemenyan.
4:7 Engkau cantik sekali, manisku, tak ada cacat cela padamu.

Engkau cantik sekali, manisku, tak ada cacat cela padamu = sempurna           
Band:
Ef 5:27
5:27 supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.

Tuhan mendandani kita lewat pengajaran firman-Nya, sampai kita menjadi mempelai perempuan yang tanpa cacat dan cela sedikitpun.
Why 21:1-2
21:1 Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan laut pun tidak ada lagi.
21:2 Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya.

Mempelai prempuan berdandan  untuk suaminya.
Jangan sampai kita belum siap kalau satu saat Tuhan menghendaki kita ditampilkan untuk menunjukan kecantikan rohani kita.

1 Pet 3:1-4 Perhiasanmu ialah manusia bathinian yang tersembunyi.
3:1 Demikian juga kamu, hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan isterinya,
3:2 jika mereka melihat, bagaimana murni dan salehnya hidup isteri mereka itu.
3:3 Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepang rambut, memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah,
3:4 tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah.

Wasti kehilangan mahkotanya karena ia sombong.
Ia memang cantik, tapi bukan karena cantik itu kemudian tidak mau menghormati suaminya.

Firman Allah mengatakan:
Ams 31:30 Kemolekan adalah bohong dan kecantikan adalah sia-sia, tetapi isteri yang takut akan TUHAN dipuji-puji.
Biarlah kita masing-masing ada kerinduan untuk berhias rohani kita dalam menyongsong kedatangan mempelai laki-laki surgawi.