Ibadah Raya 12 Nopember 2017.
ESTER 4
4:1 Setelah Mordekhai mengetahui segala yang terjadi itu, ia mengoyakkan pakaiannya, lalu memakai kain kabung dan abu, kemudian keluar berjalan di tengah-tengah kota, sambil melolong-lolong dengan nyaring dan pedih.
4:2 Dengan demikian datanglah ia sampai ke depan pintu gerbang istana raja, karena seorang pun tidak boleh masuk pintu gerbang istana raja dengan berpakaian kain kabung.
4:3 Di tiap-tiap daerah, ke mana titah dan undang-undang raja telah sampai, ada perkabungan yang besar di antara orang Yahudi disertai puasa dan ratap tangis; oleh banyak orang dibentangkan kain kabung dengan abu sebagai lapik tidurnya.
4:4 Ketika dayang-dayang dan sida-sida Ester memberitahukan hal itu kepadanya, maka sangatlah risau hati sang ratu, lalu dikirimkannyalah pakaian, supaya dipakaikan kepada Mordekhai dan supaya ditanggalkan kain kabungnya dari padanya, tetapi tidak diterimanya.
4:5 Maka Ester memanggil Hatah, salah seorang sida-sida raja yang ditetapkan baginda melayani dia, lalu memberi perintah kepadanya menanyakan Mordekhai untuk mengetahui apa artinya dan apa sebabnya hal itu.
4:6 Lalu keluarlah Hatah mendapatkan Mordekhai di lapangan kota yang di depan pintu gerbang istana raja,
4:7 dan Mordekhai menceritakan kepadanya segala yang dialaminya, serta berapa banyaknya perak yang dijanjikan oleh Haman akan ditimbang untuk perbendaharaan raja sebagai harga pembinasaan orang Yahudi.
4:8 Juga salinan surat undang-undang, yang dikeluarkan di Susan untuk memunahkan mereka itu, diserahkannya kepada Hatah, supaya diperlihatkan dan diberitahukan kepada Ester. Lagipula Hatah disuruh menyampaikan pesan kepada Ester, supaya pergi menghadap raja untuk memohon karunianya dan untuk membela bangsanya di hadapan baginda.
4:9 Lalu masuklah Hatah dan menyampaikan perkataan Mordekhai kepada Ester.
4:10 Akan tetapi Ester menyuruh Hatah memberitahukan kepada Mordekhai:
4:11 "Semua pegawai raja serta penduduk daerah-daerah kerajaan mengetahui bahwa bagi setiap laki-laki atau perempuan, yang menghadap raja di pelataran dalam dengan tiada dipanggil, hanya berlaku satu undang-undang, yakni hukuman mati. Hanya orang yang kepadanya raja mengulurkan tongkat emas, yang akan tetap hidup. Dan aku selama tiga puluh hari ini tidak dipanggil menghadap raja."
4:12 Ketika disampaikan orang perkataan Ester itu kepada Mordekhai,
4:13 maka Mordekhai menyuruh menyampaikan jawab ini kepada Ester: "Jangan kira, karena engkau di dalam istana raja, hanya engkau yang akan terluput dari antara semua orang Yahudi.
4:14 Sebab sekalipun engkau pada saat ini berdiam diri saja, bagi orang Yahudi akan timbul juga pertolongan dan kelepasan dari pihak lain, dan engkau dengan kaum keluargamu akan binasa. Siapa tahu, mungkin justru untuk saat yang seperti ini engkau beroleh kedudukan sebagai ratu."
4:15 Maka Ester menyuruh menyampaikan jawab ini kepada Mordekhai:
4:16 "Pergilah, kumpulkanlah semua orang Yahudi yang terdapat di Susan dan berpuasalah untuk aku; janganlah makan dan janganlah minum tiga hari lamanya, baik waktu malam, baik waktu siang. Aku serta dayang-dayangku pun akan berpuasa demikian, dan kemudian aku akan masuk menghadap raja, sungguhpun berlawanan dengan undang-undang; kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati."
4:17 Maka pergilah Mordekhai dan diperbuatnyalah tepat seperti yang dipesankan Ester kepadanya.
Bila satu waktu kita dihadapkan kesulitan yang amat besar, disitu akal kita telah menjadi buntu, tindakan apa yang harus kita lakukan?
Berdiam diri berarti menyerah pada nasib. Jika ada usaha itu berarti masih tersimpan suatu harapan.
Apa yang sedang dikerjakan oleh Mordekhai ini adalah bentuk suatu usaha. Saat ia membaca surat edaran tentang akan dimusnakannya bangsanya, ia mengoyakan pakaiannya, lalu memakai pakaian kabung dan abu. Kemudian keluar berjalan ditengah-tengah kota sambil melolong-lolong dengan nyaring dan pedih.
Ini suatu reaksi spontan, manusia ini gampang kwatir, takut dan gelisah. Kita bisa bayangkan pada waktu itu masyarakat Yahudi yang tinggal di wilayah kekuasaan raja Ahasyweros, semua dihinggapi rasa cemas takut dan gelisah. Pada saat itu manusia dibuat bingung, apa yang musti dikerjakan?
Fasal 4 kitab Ester ini mengisahkan suatu pergumulan yang hebat bagi bangsa Yahudi saat nyawa mereka terancam untuk dibinasakan.
Coba baca ulang Ester 3:15
3:15 Maka dengan tergesa-gesa berangkatlah pesuruh-pesuruh cepat itu, atas titah raja, dan undang-undang itu dikeluarkan di dalam benteng Susan. Sementara itu raja serta Haman duduk minum-minum, tetapi kota Susan menjadi gempar.
Ada tangisan jeritan dari kaum Yahudi
Ester 4:3
4:3 Di tiap-tiap daerah, ke mana titah dan undang-undang raja telah sampai, ada perkabungan yang besar di antara orang Yahudi disertai puasa dan ratap tangis; oleh banyak orang dibentangkan kain kabung dengan abu sebagai lapik tidurnya.
Puasa dan ratap tangis.
Jika kita periksa kitab Ester, disitu tidak pernah ditulis nama Allah. Sekalipun nama Allah tidak disebut tapi pemeliharaanNya nampak didalamnya.
Pemeliharaan Allah kepada umat-Nya:
Ester 4:14,16.
4:14 Sebab sekalipun engkau pada saat ini berdiam diri saja, bagi orang Yahudi akan timbul juga pertolongan dan kelepasan dari pihak lain, dan engkau dengan kaum keluargamu akan binasa. Siapa tahu, mungkin justru untuk saat yang seperti ini engkau beroleh kedudukan sebagai ratu."
4:16 "Pergilah, kumpulkanlah semua orang Yahudi yang terdapat di Susan dan berpuasalah untuk aku; janganlah makan dan janganlah minum tiga hari lamanya, baik waktu malam, baik waktu siang. Aku serta dayang-dayangku pun akan berpuasa demikian, dan kemudian aku akan masuk menghadap raja, sungguhpun berlawanan dengan undang-undang; kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati."
Jadi fasal 4 ini memberi kita pelajaran bagaimana caranya mengatasi suatu persoalan yang begitu berat.
Apa yang diperbuat oleh Mordekhai?
Pertama: mengoyakan pakaiannya Fasal 4:1 Band Yoel 2:12-17
2:12 "Tetapi sekarang juga," demikianlah firman TUHAN, "berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan dengan mengaduh."
2:13 Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu, berbaliklah kepada TUHAN, Allahmu, sebab Ia pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia, dan Ia menyesal karena hukuman-Nya.
2:14 Siapa tahu, mungkin Ia mau berbalik dan menyesal, dan ditinggalkan-Nya berkat, menjadi korban sajian dan korban curahan bagi TUHAN, Allahmu.
2:15 Tiuplah sangkakala di Sion, adakanlah puasa yang kudus, maklumkanlah perkumpulan raya;
2:16 kumpulkanlah bangsa ini, kuduskanlah jemaah, himpunkanlah orang-orang yang tua, kumpulkanlah anak-anak, bahkan anak-anak yang menyusu; baiklah penganten laki-laki keluar dari kamarnya, dan penganten perempuan dari kamar tidurnya;
2:17 baiklah para imam, pelayan-pelayan TUHAN, menangis di antara balai depan dan mezbah, dan berkata: "Sayangilah, ya TUHAN, umat-Mu, dan janganlah biarkan milik-Mu sendiri menjadi cela, sehingga bangsa-bangsa menyindir kepada mereka. Mengapa orang berkata di antara bangsa: Di mana Allah mereka?"
Koyakan hatimu dan jangan pakaianmu!
Ini suatu tanda penyesalan dan pertobatan. Kis 3:19
3:19 Karena itu sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan,
Kedua : Memakai kain kabung dan abu. Ini suatu sikap merendahkan diri dibawah kaki Tuhan, sama seperti yang diperbuat oleh raja Ninewe, ketika mendengar kabar bahwa kota Ninewe akan di jungkir balikan oleh Tuhan.
Yunus 3:4-10
3:4 Mulailah Yunus masuk ke dalam kota itu sehari perjalanan jauhnya, lalu berseru: "Empat puluh hari lagi, maka Niniwe akan ditunggangbalikkan."
3:5 Orang Niniwe percaya kepada Allah, lalu mereka mengumumkan puasa dan mereka, baik orang dewasa maupun anak-anak, mengenakan kain kabung.
3:6 Setelah sampai kabar itu kepada raja kota Niniwe, turunlah ia dari singgasananya, ditanggalkannya jubahnya, diselubungkannya kain kabung, lalu duduklah ia di abu.
3:7 Lalu atas perintah raja dan para pembesarnya orang memaklumkan dan mengatakan di Niniwe demikian: "Manusia dan ternak, lembu sapi dan kambing domba tidak boleh makan apa-apa, tidak boleh makan rumput dan tidak boleh minum air.
3:8 Haruslah semuanya, manusia dan ternak, berselubung kain kabung dan berseru dengan keras kepada Allah serta haruslah masing-masing berbalik dari tingkah lakunya yang jahat dan dari kekerasan yang dilakukannya.
3:9 Siapa tahu, mungkin Allah akan berbalik dan menyesal serta berpaling dari murka-Nya yang bernyala-nyala itu, sehingga kita tidak binasa."
3:10 Ketika Allah melihat perbuatan mereka itu, yakni bagaimana mereka berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, maka menyesallah Allah karena malapetaka yang telah dirancangkan-Nya terhadap mereka, dan Ia pun tidak jadi melakukannya.
Sikap yang sedemikian yang ditunggu oleh Tuhan dari kehidupan yang tadinya tidak peduli akan kekuasaan Tuhan.
Ayat 10 = Allah membatalkan niatnya.
Yang ketiga: Sambil melolong-lolong dengan nyaring dan pedih.
Ini suatu rintihan. Lolong = raung.
Yang biasa melolong itu anjing.
Melolong = meraung, memekik keras = (seperti perempuan menangis) ingat kisah prempuan Kanaan
Prempuan ini direndahkan bagaikan seekor anjing. Apakah perempuan ini marah jika dikatakan seperti anjing? Tidak!
Malah sebaliknya dia mengatakan dirinya adalah anjing yang makan remah-remah roti yang jatuh dari atas meja tuannya.
Mat 15:21-28
15:21 Lalu Yesus pergi dari situ dan menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon.
15:22 Maka datanglah seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru: "Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita."
15:23 Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawabnya. Lalu murid-murid-Nya datang dan meminta kepada-Nya: "Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita dengan berteriak-teriak."
15:24 Jawab Yesus: "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel."
15:25 Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: "Tuhan, tolonglah aku."
15:26 Tetapi Yesus menjawab: "Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing."
15:27 Kata perempuan itu: "Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya."
15:28 Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: "Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki." Dan seketika itu juga anaknya sembuh.
Lolongan Mordekhai ini sama seperi jeritan wanita Kanaan yaitu mohon belas kasihan Tuhan agar menolong anaknya perempuan yang sedang kerasukan Setan dan sangat menderita.
Siapakah yang sanggup menolong orang-orang muda yang sedang dibawah pengaruhnya obat-obatan narkoba – sabu-sabu – pil extasi – pil koplo dlsb. Ini adalah cara Iblis untuk membelenggu orang-orang muda, dan ini problem yang dihadapi gereja Tuhan sekarang ini.
Ia datang seperti anjing yang melolong-lolong, semua ini dilakukan demi anaknya yang sangat menderita karena dirasuk roh jahat.
Mordekhai juga melakukan hal yang sama; demi bangsanya yang teracam dimusnahkan, ia rela berteriak-teriak sambil memakai pakaian kabung ditengah – tengah kota Susan.
Apakah usaha Mordekhai ini sia-sia? Tidak!
Sebab usahanya direspon oleh Ester, yang ketika itu meminta Mordekhai mengajak seluruh orang Yahudi yang terdapat di kota Susan untuk berpuasa demi Ester, sebab Ester akan menghadap raja Ahasyweros.
Tindakan Ester untuk menghadap raja Ahasyiweros ini sebenarnya melawan hukum; sebab barang siapa saja yang berani menghadap raja tanpa dipanggil, hanya berlaku satu undang-undang, yakni hukuman mati.
Ester 4:11
4:11 "Semua pegawai raja serta penduduk daerah-daerah kerajaan mengetahui bahwa bagi setiap laki-laki atau perempuan, yang menghadap raja di pelataran dalam dengan tiada dipanggil, hanya berlaku satu undang-undang, yakni hukuman mati. Hanya orang yang kepadanya raja mengulurkan tongkat emas, yang akan tetap hidup. Dan aku selama tiga puluh hari ini tidak dipanggil menghadap raja."
Tapi kuasa doa dan puasa telah mengubah hati Raja Ahasyiweros.
Ester 5:1-2
5:1 Pada hari yang ketiga Ester mengenakan pakaian ratu, lalu berdirilah ia di pelataran dalam istana raja, tepat di depan istana raja. Raja bersemayam di atas takhta kerajaan di dalam istana, berhadapan dengan pintu istana itu.
5:2 Ketika raja melihat Ester, sang ratu, berdiri di pelataran, berkenanlah raja kepadanya, sehingga raja mengulurkan tongkat emas yang di tangannya ke arah Ester, lalu mendekatlah Ester dan menyentuh ujung tongkat itu.
Kita lihat dalam kisah Ester ini, bagaimana Tuhan itu bekerja secara luarbiasa untuk menolong umat-Nya yang tertekan dan terancam untuk dimusnakan. Tuhan mengajar disini agar kita mencontoh Mordekhai yang mau merendahkan diri dikaki Tuhan.
Sikap merendahkan diri dari Mordekhai ini yang kemudian membawa Mordekhai dipermuliakan.
Ester 6:10-11
6:10 Maka titah raja kepada Haman: "Segera ambillah pakaian dan kuda itu, seperti yang kaukatakan itu, dan lakukanlah demikian kepada Mordekhai, orang Yahudi, yang duduk di pintu gerbang istana. Sepatah kata pun janganlah kaulalaikan dari pada segala yang kaukatakan itu."
6:11 Lalu Haman mengambil pakaian dan kuda itu, dan dikenakannya pakaian itu kepada Mordekhai, kemudian diaraknya Mordekhai melalui lapangan kota itu, sedang ia menyerukan di depannya: "Beginilah dilakukan kepada orang yang raja berkenan menghormatinya."
Ester 10:3
Ester 10:3
10:3 Karena Mordekhai, orang Yahudi itu, menjadi orang kedua di bawah raja Ahasyweros, dan ia dihormati oleh orang Yahudi serta disukai oleh banyak sanak saudaranya, sebab ia mengikhtiarkan yang baik bagi bangsanya dan berbicara untuk keselamatan bagi semua orang sebangsanya.
1 Pet 5:6
5:6 Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya.