Ibadah Raya 2 Februari 2020.
Eutikhus
Kis 20:7-12
20:7 Pada hari pertama dalam minggu itu, ketika kami berkumpul untuk memecah-mecahkan roti, Paulus berbicara dengan saudara-saudara di situ, karena ia bermaksud untuk berangkat pada keesokan harinya. Pembicaraan itu berlangsung sampai tengah malam.
20:8 Di ruang atas, di mana kami berkumpul, dinyalakan banyak lampu.
20:9 Seorang muda bernama Eutikhus duduk di jendela. Karena Paulus amat lama berbicara, orang muda itu tidak dapat menahan kantuknya. Akhirnya ia tertidur lelap dan jatuh dari tingkat ketiga ke bawah. Ketika ia diangkat orang, ia sudah mati.
20:10 Tetapi Paulus turun ke bawah. Ia merebahkan diri ke atas orang muda itu, mendekapnya, dan berkata: "Jangan ribut, sebab ia masih hidup."
20:11 Setelah kembali di ruang atas, Paulus memecah-mecahkan roti lalu makan; habis makan masih lama lagi ia berbicara, sampai fajar menyingsing. Kemudian ia berangkat.
20:12 Sementara itu mereka mengantarkan orang muda itu hidup ke rumahnya, dan mereka semua merasa sangat terhibur.
Euthikus = Suatu nama Yunani yang umum, artinya “beruntung”
Apa yang menyebutkan Euthikus ini beruntung? Sedangkan waktu itu ia jatuh dari tingkat tiga kebawah, saat mendengarkan firman Allah yang disampaikan rasul Paulus, ia ditemukan mati.
Ayat 9 : ia tertidur lelap.
Ini kejadian yang aneh, pada saat mendengarkan FA dapat tertidur dengan lelap,….bukan cuma ngantuk.
Apa yang menyebabkan Euthikus ini sampai tertidur lelap?
Pada hal lampu dinyalakan sampai ruangan itu menjadi terang benderang (ayat 8 dinyalakan banyak lampu)
Posisi duduk, ia duduk di jendela. Ayat 9 = terkena angin silir-silir. Angin sepoi-poi basah.
Paulus amat lama berbicara (ayat 9).
Peristiwa ini terjadi pada waktu rasul Paulus akan berpisah pada keesokan harinya dengan saudara-saudara yang ada di Troas.
Waktu itu sedang diadakan perjamuan suci dan rasul Paulus berbicara sampai tengah malam (ayat 7)
Ada 3 kali dalam 3 ayat yang menyebutkan bahwa rasul Paulus berbicara / berkhotbah amat lama / khotbahnya panjang sekali.
Ayat 7 Pembicaraan itu berlangsung sampai tengah malam.
Ayat 9 Paulus amat lama berbicara.
Ayat 11 Habis makan masih lama lagi ia berbicara.
Lama waktunya rasul Paulus berkhotbah pada waktu itu dari tengah malam (ayat7) sampai fajar menyingsing (ayat 11)
Tengah malam = menunjuk suasana gelap. Kegelapan dari hati manusia yang dirundung dengan berbagai persoalan.
Sedangkan firman nubuatan (firman yang disampaikan para nabi) itu digambarkan seperti pelita yang bersinar dalam kegelapan sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar dalam hatimu. 2 Pet 1:19-21
1:19 Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu.
1:20 Yang terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri,
1:21 sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah.
Khotbah dalam ungkapan-ungkapan / pembukaan-pembukaan itu memang membutuhkan waktu, baik dalam persiapannya, maupun dalam penyampaiannya.
Jadi Roh Kudus itu sudah mendorong rasul Paulus untuk berbicara FA sampai begitu lama. Euthikus ini menggambarkan rohani yang bagaimana?
Kita lihat posisi duduk Euthikus.
Ia duduk dijendela, ini posisi duduk yang enak buat daging. Sebab separo badannya ada diluar ruangan itu, separo ada didalam.
Ini merupakan gambaran dari kehidupan yang memberi separo hidupnya buat Tuhan, dan separo buat dunia. Ini bicara soal persahabatan dengan dunia.
Persahabatan dengan dunia adalah menjadi perseteruan dengan Allah.
Yak 4:4
4:4 Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah.
Eutikhus ini gambar dari kehidupan Kristen yang masih bersahabat dengan dunia.
Sedangkan FT mengatakan: 2 Kor 6:14-18
6:14 Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?
6:15 Persamaan apakah yang terdapat antara Kristus dan Belial? Apakah bagian bersama orang-orang percaya dengan orang-orang tak percaya?
6:16 Apakah hubungan bait Allah dengan berhala? Karena kita adalah bait dari Allah yang hidup menurut firman Allah ini: "Aku akan diam bersama-sama dengan mereka dan hidup di tengah-tengah mereka, dan Aku akan menjadi Allah mereka, dan mereka akan menjadi umat-Ku.
6:17 Sebab itu: Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu.
Tuhan melepaskan Eutikhus dari dari ikatan / persahabatan dengan dunia ini, dengan jalan membantingkan dari tingkat 3 kebawah.
Kadangkala Tuhan itu menyadarkan seseorang itu dengan cara yang sedikit keras. Sebab apa? Dengan jalan kasih dan lemah lembut tidak dihiraukan, maka tidakan akhir ini yang digunakan Tuhan.
Nampaknya keras, tapi didalamnya tersimpan kasih dan kemurahan Tuhan.
1 Kor 4:21
4:21 Apakah yang kamu kehendaki? Haruskah aku datang kepadamu dengan cambuk atau dengan kasih dan dengan hati yang lemah lembut?
Apakah yang kamu kehendaki?
Ini suatu pertanyaan; dan jangan lupa Tuhan menunggu jawaban dari saudara.
Kalau kita pikirkan bagaimana cara Tuhan untuk menyadarkan orang muda yang bernama Eutikhus ini yaitu dengan cara dibanting, ini sama dengan dicambuk.
Kadangkala Tuhan itu menggunakan cara yang keras, seperti yang sudah pernah dilakukan pada salah satu anggota jemaat di Korintus ini. Sebab pada waktu itu ada dosa didalam jemaat 1 Kor 5:1-8
5:1 Memang orang mendengar, bahwa ada percabulan di antara kamu, dan percabulan yang begitu rupa, seperti yang tidak terdapat sekalipun di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, yaitu bahwa ada orang yang hidup dengan isteri ayahnya.
5:2 Sekalipun demikian kamu sombong. Tidakkah lebih patut kamu berdukacita dan menjauhkan orang yang melakukan hal itu dari tengah-tengah kamu?
5:3 Sebab aku, sekalipun secara badani tidak hadir, tetapi secara rohani hadir, aku -- sama seperti aku hadir -- telah menjatuhkan hukuman atas dia, yang telah melakukan hal yang semacam itu.
5:4 Bilamana kita berkumpul dalam roh, kamu bersama-sama dengan aku, dengan kuasa Yesus, Tuhan kita,
5:5 orang itu harus kita serahkan dalam nama Tuhan Yesus kepada Iblis, sehingga binasa tubuhnya, agar rohnya diselamatkan pada hari Tuhan.
5:6 Kemegahanmu tidak baik. Tidak tahukah kamu, bahwa sedikit ragi mengkhamiri seluruh adonan?
5:7 Buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab kamu memang tidak beragi. Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus.
5:8 Karena itu marilah kita berpesta, bukan dengan ragi yang lama, bukan pula dengan ragi keburukan dan kejahatan, tetapi dengan roti yang tidak beragi, yaitu kemurnian dan kebenaran.
Untuk menetralisir dosa dalam tubuh Kristus ini, Tuhan menggunakan cara yang keras. 1 Kor 5:5
5:5 orang itu harus kita serahkan dalam nama Tuhan Yesus kepada Iblis, sehingga binasa tubuhnya, agar rohnya diselamatkan pada hari Tuhan.
Tindakan ini kelihatannya keras, tapi tujuannya adalah kasih.
Kembali pada kisah Eutikhus.
Peristiwa itu terjadi dalam suasana perjamuan suci.
Kis 20:7,11.
20:7 Pada hari pertama dalam minggu itu, ketika kami berkumpul untuk memecah-mecahkan roti, Paulus berbicara dengan saudara-saudara di situ, karena ia bermaksud untuk berangkat pada keesokan harinya. Pembicaraan itu berlangsung sampai tengah malam.
20:11 Setelah kembali di ruang atas, Paulus memecah-mecahkan roti lalu makan; habis makan masih lama lagi ia berbicara, sampai fajar menyingsing. Kemudian ia berangkat.
Kesalahan yang paling fatal disini adalah Eutikhus tidak menghargai korbannya Kristus.
Ada ajakan untuk menghargai kurbanya Kristus:
Mari kita berpesta bukan dengan ragi yang lama, bukan pula dengan ragi keburukan dan kejahatan, tetapi dengan roti yang tidak beragi, yaitu dengan kemurnian dan kebenaran.
Dua landasan untuk bersekutu dengan korbanya Kristus yaitu kemurnian dan kebenaran.
Kita mau bertanya pada diri kita sebelum makan perjamuan suci.
Apakah saya melakukannya dengan hati yang murni?
Hati yang murni adalah hati yang sudah disucikan dari perasaan hati nurani yang jahat.
Ibn 10:19-22
10:19 Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus,
10:20 karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri,
10:21 dan kita mempunyai seorang Imam Besar sebagai kepala Rumah Allah.
10:22 Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni.